Nur sudah tiga kali bolak-balik ke dokter sampai akhirnya berkonsultasi ke dokter spesialis kulit.
"Berapa ya, hampir Rp 2 juta kali ya, hampir Rp 2 jutaan, kan tiga kali bolak-balik. Sebelumnya enggak terlalu gatal, setelah tercemar itu makin parah," kata Nur saat ditemui di rumahnya, Selasa (19/9/2023).
Kata Nur, kondisi kulitnya sekarang sudah membaik, meski belum sembuh total.
"Periksa kan sudah tiga kali, enggak sembuh-sembuh. Akhirnya ke spesialis, baru (mendingan) walaupun belum sembuh total ya," papar Nur.
Dokter spesialis kulit telah meresepkan obat untuk Nur selama 10 hari ke depan. Setelah itu, Nur diminta untuk kontrol kembali.
"Nanti kalau ini obatnya habis, kontrol lagi," tutur dia.
Berdasarkan hal yang dialaminya itu, Nur menyebutkan, pencemaran air PAM berakibat buruk pada kesehatan.
"Kesehatan kami jadi terganggu, kami jadi keluar biaya ekstra walaupun ditanggung perusahaan, pakai asuransi, tapi kan jatah beberapa tahun ke depan sudah habis buat sekarang," jelas dia.
Adapun akibat Kali Bekasi tercemar limbah, Pemerintah Kota Bekasi melalui Perumda Tirta Patriot telah mengambil keputusan untuk mengambil sumber air baku dari Kalimalang, tak lagi Kali Bekasi.
Air Kalimalang dianggap lebih bersih karena merupakan bagian dari SPAM Jatiluhur, proyek penyediaan air minum (SPAM) Regional Jatiluhur I di Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, peralihan penggunaan air Kalimalang melalui metode pipanisasi. Harapannya, pelanggan Perumda Tirta Patriot tak lagi mengalami krisis air.
Dengan opsi tersebut, Kali Bekasi yang sampai sekarang tercemar limbah pabrik, tidak lagi digunakan sebagai air baku.
"Ya Kalimalang kami akan buat pipanisasi sehingga nanti kita tidak lagi bergantung kepada Kali Bekasi," kata dia, Senin.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/19/19135041/gatal-gatal-akibat-air-pam-keruh-warga-bekasi-habiskan-dana-rp-2-juta