Salin Artikel

Pedagang Beras: Mau Ganjar, Anies, atau Prabowo yang Jadi Presiden, Rakyat Kecil Tetap Sengsara

Menurut pria yang sudah menjadi pedagang beras selama 45 tahun terakhir, siapapun Presiden Indonesia mendatang, kondisi rakyat kecil tetap sama seperti sediakala.

"Ya semua tetap saja. Mau Anies, Ganjar, Prabowo, sama bae, menurut saya ya. Benar enggak? Tetap begini saja," ujar Effendi saat berbincang dengan Kompas.com di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara, Rabu (18/10/2023).

Effendi mengatakan, semua gagasan masing-masing kandidat memang bagus karena terlihat mengedepankan kepentingan masyarakat Indonesia.

"Semua juga bagus, enggak ada yang jelek. Tapi, kalau sudah jadi, ya lain. Mau jadi Gubernur, atau apa, kalau datang, iming-imingnya bagus. Memang kita berharap rakyatnya makmur. Tapi, sudah jadi, lain lagi. Datang lagi enggak? Ya enggak datang lagi," ucap Effendi.

Oleh karena itu, Effendi menyimpulkan bahwa rakyat kecil akan tetap sengsara meski siapa pun Presiden Indonesia pada 2024 mendatang.

"Sama saja. Kecuali pejabat gede, itu enak. Dapat job. 'Kalau saya jadi, bapak kebagian. Saya jadi pimpinan, bapak jadi asisten saya'. Tapi kan rakyat kecil tetap saja. Cuma kita mau mendukung, siapa tahu ada perubahan. Tapi. rakyat kecil, tetap saja, sengsara juga," imbuh Effendi.

"Kalau kita kurang modal, memangnya dia mau bantu? Kita mau ngomong apa? Mau mengeluh sama siapa? Mengadu sama siapa? Enggak bisa. Kalau mengadu, juga enggak ditanggapi. Kita kan ngeluh doang, mengeluarkan uneg-uneg, setelah itu enggak ada perubahan," lanjutnya.

Adapun Effendi menjelaskan bahwa sudah beberapa waktu terakhir ini harga beras melambung tinggi.

Kenaikan harga beras di Pasar Koja Baru terbilang fantastis dengan selisih harga ratusan ribu.

"Harga beras untuk satu karung yang beratnya Rp 50 kilogram itu Rp 675.000, biasanya Rp 550.000," ungkap Effendi.

Dengan adanya kenaikan harga tersebut, Effendi harus terus menambahkan modal.

Ia juga pusing karena kenaikan harga ini menyebabkannya terpaksa menunda menggaji karyawan.

"Bukan teriak lagi. Enggak nutup ini. Belanja lagi, naik lagi, belanja lagi. Beli sekarang, besok tambah lagi. Makanya itu, gali lubang tutup lubang. Gaji karyawan saja satu hari bayar satu hari enggak. Bagaimana mau menutupnya?" tuturnya.

Beda dengan Effendi, pedagang telur di Pasar Koja Baru bernama Suripto (59), masih menyampaikan nada optimistis saat ditanya mengenai harapan terhadap pemimpin Tanah Air di masa yang akan datang.

Ia berharap Presiden baru nantinya lebih memikirkan rakyat kecil.

"Saya sama siapa saja. Semua pedagang, siapa pun yang jadi Presiden, ya bela yang kecil-kecil kayak begini. Ya diperhatikan yang kecil-kecil ini, jangan dicuekin," ujar Suripto dalam kesempatan berbeda.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/18/18254741/pedagang-beras-mau-ganjar-anies-atau-prabowo-yang-jadi-presiden-rakyat

Terkini Lainnya

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke