Salin Artikel

Pupusnya Harapan Mario Dandy dan Shane Lukas untuk Dapat Belas Kasih Pengadilan Tinggi DKI Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Harapan bagi Mario Dandy Satriyo (20) dan Shane Lukas (19) untuk dapat belas kasih dari Pengadilan Tinggi DKI Jakarta kini pupus. Sebab, permintaan banding mereka ditolak.

Keduanya sama sekali tak dapat keringanan. Mario tetap menjalani masa hukuman penjara selama 12 tahun, sementara Shane lima tahun.

Putusan itu diketuk di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, Cempaka Putih, Kamis (19/10/2023).

"Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan 297/Pid.B/2023/PN JKT.SEL tertanggal 7 September yang dipintakan banding tersebut," kata Hakim Ketua yakni Tony Pribadi, ketika putusan banding Mario, Kamis.

Sidang kemudian diskors selama kurang lebih 30 menit dan perkara Shane lalu dibacakan.

"Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan 298/Pid.B/2023/PN JKT.SEL tertanggal 7 September 2023 yang dipintakan banding tersebut," kata Hakim Ketua Indah Sulistyowati, saat membacakan putusan banding Shane.

Alasan Pengadilan Tinggi tolak banding

Humas Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Sugeng Riyono kemudian mengungkap alasan ditolaknya upaya banding yang diajukan kedua terdakwa.

Menurut Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sudah benar.

"Alasannya karena Majelis Hakim Pengadilan Tinggi pertimbangan hukum dan lamanya pidana yang dijatuhkan oleh PN telah tepat dan benar sesuai hukumnya," kata Sugeng dalam pesan WhatsAppnya kepada Kompas.com, Kamis (19/10/2023).

"Sehingga, putusan PN (Jakarta Selatan) dikuatkan seluruhnya," ucap dia.

Kuasa hukum Mario berkeberatan

Kuasa hukum dari Mario Dandy, yakni Andreas Nahot Silitonga pun memberi pernyataan. Ia menyatakan sikap keberatan atas tidak dikabulkannya banding Mario.

"Kalau buat saya, putusan ini masih jauh dari rasa keadilan, kalau dari sisi Mario. Karena memang kembali lagi, di Pengadilan Tinggi ini sama sekali tidak ada yang mempertimbangkan hal-hal yang meringankan terutama untuk Mario," ujar Andreas.

Bagi Andreas, hukuman 12 tahun untuk Mario adalah hukuman tertinggi dari pasal yang menjerat Mario.

Mario sendiri dinyatakan terbukti melanggar Pasal 355 ayat 1 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP tentang penganiayaan berat dengan perencanaan terlebih dahulu.

"Ini kan tuntutan 12 tahun itu, seakan-akan ini merupakan perbuatan yang paling keji. Itu kan maksimal di pasal ini, sudah enggak ada lagi," ujar Andreas.

"Padahal, di luar sana, kita sama-sama tahu bahwa masih banyak perbuatan-perbuatan yang lebih sadis atau bahkan pembunuhan pun, enggak sampai 12 tahun," kata dia lagi.

Mario dianggap masih muda dan bisa berubah

Tak berhenti di situ, Andreas juga menyampaikan rasa keberatannya karena Hakim Ketua tidak mempertimbangkan usia Mario yang masih muda.

Bagi Andreas, hakim tidak juga tidak mempertimbangkan bahwa Mario masih bisa berubah dan memperbaiki diri

"Terlepas dari apa yang dia (Mario) lakukan, tidak ada hal yang meringankan, seperti, dia itu kan masih muda dan masih punya banyak kesempatan untuk memperbaiki dirinya," jelas Andreas.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/20/08024791/pupusnya-harapan-mario-dandy-dan-shane-lukas-untuk-dapat-belas-kasih

Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Daftar Acara HUT Kota Jakarta ke-497, Ada Gratis Masuk Ancol

Daftar Acara HUT Kota Jakarta ke-497, Ada Gratis Masuk Ancol

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Megapolitan
Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Megapolitan
Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Megapolitan
Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Megapolitan
Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Megapolitan
Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Megapolitan
Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Megapolitan
Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Megapolitan
Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Megapolitan
Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke