JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang mengkritik soal belasan rangkaian kereta Lintas Raya Terpadu (LRT) yang kini masuk bengkel.
Belasan rangkaian kereta LRT yang masuk bengkel itu disebut perlu diperbaiki karena rodanya sudah aus. Deddy lantas mempertanyakan perihal masalah ini.
"Keretanya kereta ringan. Seharusnya asumsi ringan itu kan smooth, easy, mudah, gampang, tapi kok kenyataannya malah jadi cepat rusak," kata Deddy saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/10/2023).
Deddy juga mengomparasi rangkaian kereta LRT dengan kereta api jarak jauh milik KAI, yakni lain Argo Parahyangan, Argo Anggrek, atau rangkaian Kereta Api Taksaka.
Sejauh catatannya, kereta-kereta jarak jauh itu baru akan diganti rodanya ketika sudah mencapai usia 12 tahun atau ketika jarak tempuhnya mencapai 1,5 juta kilometer.
Sementara LRT, yang notabene transportasi baru, justru sudah rusak setelah beroperasi dua bulan, terhitung sejak diluncurkan 28 Agustus 2023.
"Nah, LRT baru kemarin sore. Sejauh-jauhnya, mungkin mereka sudah menggunakan sejak tahun 2019. Tahun 2019 itu trek masih dinamis, lalu tes commisioning juga di sini. Mungkin ada yang gagal, kemungkinan roda-roda atau kampas rem itu kan seharusnya mereka sudah siap," tutur Deddy.
Untuk itu, akan menjadi langkah yang baik apabila pihak LRT mau mengaudit guna mencari apa yang sebenarnya terjadi.
"Saya mengusulkan perlu ada tim independen yang mungkin mengaudit atau menginvestigasi, sebenarnya yang ada missing-nya (kesalahannya) di mana," ucap Deddy.
"Sarananya yang salah atau prasarananya yang salah, atau spesifikasi relnya yang berbeda, atau spesifikasi rodanya yang beda. Jadi, itu harus diinvestigasi, jangan sampai saling menyalahkan," kata dia melanjutkan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/30/20142661/kereta-lrt-jabodebek-ringan-pakar-tapi-kok-malah-cepat-rusak