Salin Artikel

Kemenhub Dorong Operator LRT Jabodebek Optimalkan Layanan Meski Hanya Operasikan 8 Train Set

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan mendorong operator Lintas Raya Teradu (LRT) Jabodebek mengoptimalkan pelayanan meski 18 train set-nya mesti masuk bengkel karena roda-rodanya mengalami keausan.

"Dengan adanya perawatan ini, maka rangkaian kereta yang dapat dioperasikan penuh ada (sekitar) delapan rangkaian, kami harap pihak operator dapat memaksimalkan seluruh rangkaian ini," tutur Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal dalam siaran pers, Selasa (1/11/2023).

DJKA juga mengakui ada penyesuain tentang jadwal kedatangan LRT. Penyesuaian itu, kata Risal, terjadi ketika jam sibuk telah tiba. 

Penyesuaian jadwal saat jam sibuk yakni Harjamukti/Jatimulya-Cawang (pp) menjadi 30 menit dan Cawang-Dukuh Atas (pp) menjadi 15 Menit.

Sementara ketika jam sibuk telah usai, jadwal keberangkatan menjadi sedikit lebih lama yakni Harjamukti/Jatimulya-Cawang (pp) menjadi 60 menit, dan Cawang-Dukuh Atas (pp) menjadi 30 Menit.

Terkait hal itu, Risal menyampaikan agar para calon penumpang LRT Jabodebek bisa menyesuaikan jadwal keberangkatannya.

Pihaknya juga akan menyampaikan kepada operator untuk tetap aktif menginformasikan perubahan jadwal selama perawatan belasan train set itu berlangsung.

"Jangan sampai menimbulkan kebingungan pada masyarakat," jelas Risal.

Diberitakan sebelumnya, waktu tunggu (headway) penumpang di Stasiun LRT Jabodebek kini lebih lama dari biasanya.

Hal ini terjadi karena ada 18 train set atau rangkaian kereta api LRT Jabodebek masuk bengkel bubut karena roda kereta mulai aus. Ratusan perjalanan LRT Jabodebek juga akhirnya dibatalkan.

"Dengan sembilan train set yang beroperasi, headway-nya atau waktu tunggunya antara 30-40 menit di semua stasiun. Waktu tunggu menjadi lama karena banyak perjalanan yang kami batalkan," tutur Manajer Humas LRT Jabodebek Kuswardojodi di daerah Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023) lalu.

Kus menyebutkan, perbaikan rangkaian kereta di bengkel bubut tak bisa dipercepat untuk saat ini. Sebab, pihak LRT Jabodebek hanya memiliki satu mesin bubut.

Sementara itu, pengerjaan satu rangkaian kereta membutuhkan waktu satu pekan.

"Pembubutan roda train set setidaknya butuh waktu tujuh hari. Jadi, train set kami yang mau masuk bengkel semakin lama menumpuk karena hanya ada satu alat," tutur dia.

Kus mengungkapkan, pihaknya sudah bersurat ke Kementerian Perhubungan perihal ini.

Mereka meminta Kementerian supaya LRT Jabodebek memiliki dua mesin bubut sehingga pengerjaan belasan train set lebih cepat.

"Idealnya kami punya dua mesin bubut. Sebab, banyak rangkaian kereta yang cepat aus," imbuh dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/01/21450881/kemenhub-dorong-operator-lrt-jabodebek-optimalkan-layanan-meski-hanya

Terkini Lainnya

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke