Salin Artikel

Pria di Pesanggrahan Tewas di Dalam Toren, Saksi Curiga Saat Korban Tak Merespons meski Dilempar Baru

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria bernama Ipam Rahmat Hidayat (40) ditemukan tak bernyawa di dalam toren air berbahan stainless.

Ia tewas saat menguras penampungan air di Jalan Pulo Indah, Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (3/11/2023) sore.

Menurut Kapolsek Pesanggrahan Kompol Tedjo Asmoro, kematian Ipam diketahui saat Yulzandi Nawis Munafik yang mulai curiga lantaran tak keluar-keluar saat menguras toren air miliknya.

Yulzandi lalu memastikan keberadaan korban dengan cara melempar batu ke arah toren. Namun, korban tak merespons meski batu yang dilempar memiliki ukuran cukup besar.

Saksi lantas memanggil salah seorang tetangganya, Beni Ismanto, untuk mengecek keadaan korban di dalam toren. Beni juga sempat memukul toren sambil memanggil korban, tapi tidak ada jawaban.

"Dia lalu menengok dari lubang masuk toren dan melihat korban dalam kondisi telungkup sambil tergenang," ungkap Tedjo.

Sedang sakit

Tedjo mengatakan, peristiwa ini bermula saat korban diminta Yulzandi untuk membersihkan toren air miliknya. Ipam yang menyanggupi permintaan tersebut.

Di lain sisi, Tedjo mengungkap, korban sebenarnya dalam keadaan kurang sehat saat menguras toren air. Ipam mengeluhkan sakit radang sebelum membersihkan penampungan air.

"Keterangan orangtua, korban dalam kondisi kurang sehat. Korban juga diduga mengalami serangan jantung," tutup Tedjo.

Hal senada juga diungkapkan Beni. Menurut dia, Ipam sempat mengeluhkan sesak napas beberapa hari sebelum ditemukan tewas.

Bahkan, sepengetahuan Beni, Ipam yang saat itu tengah bekerja membersihkan toren air tengah dalam kondisi tidak sehat.

"(Saya) cuma sekadar kenal saja (dengan Ipam ). Memang, beberapa hari sebelumnya dia merasa sesak napas, lagi enggak enak badan juga. Hitungannya, lagi kurang fit pas lagi kerja," kata dia.

Terendam air

Beni mengaku sempat melihat jasad Ipam sebelum dievakuasi dari dalam toren air. Ipam tidak menggunakan baju dan hanya mengenakan celana pendek biru. Wajahnya tengah tertelungkup dan sudah terendam air.

"Posisinya sudah begitu, tertelungkup. Posisi air cuma tinggal dikit saja. Ya, kurang lebih 30 sentimeter airnya. Sudah mau kering," ucap Beni.

Beni sempat berusaha menolong Ipam. Hanya saja, ia tidak bisa meraih tangan korban lantaran tingginya toren.

Evakuasi Ipam berlangsung dramatis. Sebab, petugas pemadam kebakaran harus memotong toren air berbahan stainless tersebut menggunakan gerinda.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/04/14303131/pria-di-pesanggrahan-tewas-di-dalam-toren-saksi-curiga-saat-korban-tak

Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke