"Sekarang itu gitu kan ya anak muda. Anak muda berpotensi untuk golput," ujar Lienda usai sesi sosialisasi politik bagi pemilih pemula di SMA Kasih Depok, Rabu (8/11/2023).
Kata Lienda, hal itu tampak pada Pilkada periode 2020 lalu, yang mana saat Pemilu 2019 tingkat partisipasi pemilih pemula sudah melampaui target.
Sedangkan saat Pilkada Kota Depok 2020, angka partisipasi itu justru menurun lagi menjadi 62 persen.
"Pemilu 2019 kemaren kita sudah melampaui target partisipasi dari 77 persen, kita di angka 82 persen. Tetapi Pilkada 2020 golput agak tinggi, jadi tingkat partisipasi turun ke 62 persen," kata dia.
Adapun tingginya persentase golput ini, kata Lienda, tidak lepas dari minimnya ketertarikan masyarakat terhadap proses demokrasi di Tanah Air.
"Sebenarnya masyarakat kurang tertarik lah dengan proses demokrasi. Seperti disampaikan pak Wali Kota Idris, bahwa sebenarnya, kita ini negara demokrasi, seluruh masyarakat harus ikut berperan dalam proses demokrasi tersebut, penyelenggaraan politik bernegara," ujar dia.
Karena itu, guna meminimalisasi golput saat Pilkada mendatang, Lienda menilai pemerintah perlu memberikan edukasi bagaimana menjadi pemilih yang cerdas.
"Sudah 17 tahun itu mereka punya hak pilih, kemudian juga mereka harus menjadi pemilih cerdas. Jangan sampai golput," kata Lienda lagi.
Termasuk dengan jemput bola, mendatangi sekolah-sekolah menengah atas dan mensosialisasikan melek politik bagi para pemilih pemula.
"Mudah-mudahan dengan banyaknya sosialisasi kita laksanakan mudah-mudahan bisa meningkatkan partisipasi mereka," kata dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/08/22323821/kesbangpol-anak-muda-di-depok-berpotensi-golput