JAKARTA, KOMPAS.com - Empat rumah di RT 01 RW 02, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat tidak memiliki septic tank dan membuang tinja ke selokan.
Alhasil, kala banjir melanda, kawasan permukiman itu berbau menyengat.
Warga bernama Daniel Lubalu (58) menyebut, kotoran bercampur lumpur ikut terbawa air ketika banjir.
"Jadi kalau banjir itu ya sudah lah bau. Kotoran pasti mengambang," kata Daniel saat ditemui di lokasi, Kamis (9/11/2023).
Petugas kebersihan kerap menegur penghuni rumah itu. Kendati begitu, mereka tetap membuang kotorannya ke selokan.
"Jadi begini lho, mereka berpikir, 'ah, ngapain bangun septic tank, kan ada selokan'. Nah, saking enaknya mereka main buang saja, lupa bangun septic tank," jelas Daniel.
Saluran air di kawasan ini juga kerap dibersihkan warga yang bergotong royong. Namun, tinja yang mengendap di lumpur tak kunjung hilang.
"Mau selokan dibersihkan berapa kali pun, ya lumpur itu akan ada lagi, ada lagi," imbuh dia.
Daniel mengaku risih apabila harus membersihkan selokan penuh kotoran manusia itu.
“Saya jadi malas kalau dapat undangan kerja bakti, karena harus bersihin kotoran warga yang enggak punya septic tank,” tutur dia.
Lahan terbatas
Terbatasnya lahan di kawasan permukiman tersebut membuat beberapa warga tak membangun septic tank di rumahnya. Salah satunya ialah Sulistiowati (36).
"Selain keterbatasan lahan juga alasan biaya ya, kan mahal (membuat septic tank)," ungkap Sulistiowati.
Selama ini, lanjut Sulistiowati, pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat belum pernah meninjau rumah yang tak memiliki tempat pembuangan kotoran.
Oleh karena itu, warga dengan bebasnya membuang tinja di saluran air.
"Kalau banjir besar di sini ikut banjir. Saya ke rumah mertua (untuk buang air besar). Kan dia ada septic tank-nya," ucap Sulistiowati.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/09/21230391/warga-kedoya-buang-tinja-di-selokan-karena-tak-punya-septic-tank-tetangga