Salin Artikel

Duka Keluarga Harun Al Rasyid, Korban Tewas di Tragedi Kerusuhan Pemilu 2019

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerusuhan 21-22 Mei 2019 menjadi catatan kelam usai pemilihan umum (pemilu) digelar. Peristiwa ini menjadi duka bagi keluarga Harun Al Rasyid (15), remaja yang tewas tertembak dalam kerusuhan di daerah Slipi, Jakarta Barat, 22 Mei 2019.

Didin Wahyudin (50), ayah Harun, menyelisik kembali ingatannya kala sang putra tewas karena ditembak orang misterius. Ia mengaku pertama kali mendengar Harun tak bernyawa dari percakapan di grup WhatsApp, usai berupaya mencari keberadaan korban.

“Karena saya sudah lelah mencari anak saya ke mana-mana, ke rumah temannya enggak ada akhirnya saya share ke grup WhatsApp,” kata Didin saat ditemui Kompas.com di kediamannya di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (13/12/2023).

“Di situ saya kirimkan foto anak saya ke grup. Tidak lama ada kabar, mengirimkan foto almarhum sedang terbujur di rumah sakit,” imbuh dia.

Dalam kekalutan, Didin mendatangi Rumah Sakit Kanker Dharmais tempat Harun ditangani. Namun, ia tak menemukan jenazah putra keduanya itu.

Harun rupanya telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk diotopsi.

“Anak saya ditembak peluru tajam di bagian (tubuh sebelah) kiri tembus ke dada. Bersarang di dada, peluru itu. Otopsi juga memang benar ada peluru tajam,” ungkap Didin.

Ia meyakini, sosok yang menembak anaknya merupakan anggota kepolisian. Kendati begitu, hingga kini tak ada kejelasan terkait sosok pelaku yang menewaskan Harun Al Rasyid.

“Sampai saat ini belum ada kejelasannya tentang tragedi ini. Lima tahun ke belakang saya kan berjuang mencari keadilan, namun terseok-seok dan enggak ada kepastian,” ujarnya.

Didin yang didampingi istrinya, Murniyati (46), mencoba mengorek lagi kasus penembakan ini. Menurut dia, Harun tak pernah berkecimpung di dunia politik. Remaja laki-laki itu hanya anak biasa yang sempat meminta izin untuk bermain sebelum dinyatakan tewas dalam kerusuhan.

“Dia diajak temannya main, saya juga tidak tahu berangkatnya. Setelah itu saya tidak tahu apa yang terjadi. Kembali pulang sudah jadi jenazah,” ucap Didin.

Sampai saat ini, pihak keluarga masih menuntut keadilan atas kematian Harun Al Rasyid dalam tragedi tersebut.

Seperti diberitakan Kompas.com, 6 Juli 2019, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri yang kala itu dijabat Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menjelaskan, Harun ditembak oleh penembak misterius dari jarak sekitar 11 meter.

“Jaraknya cukup dekat antara pelaku yang melakukan penembakan dengan tangan kiri dan korban yang ditemukan di TKP. Jaraknya kurang lebih dari hasil analisis dan rekonstruksi, 11 meter," tutur Dedi dalam konferensi pers di Gedung Mabes Polri, Jumat (5/7/2019).

Sementara itu, Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya yang sebelumnya dijabat Kombes (Pol) Suyudi Ario Seto menerangkan, penembak diduga memegang senjata api menggunakan tangan kiri di bawah dada mengarah ke samping. Ini berdasarkan hasil uji balistik dikombinasikan dengan keterangan saksi mata.

“Arah (peluru) lurus mendatar. Karena posisinya (Harun) di trotoar, agak tinggi. Jadi, diduga pelaku ini agak tinggi karena pelaku (pegang senjata api) di sini (di bawah dada menembaknya)," papar Suyudi.

Adapun polisi mencatat ada sembilan korban tewas dalam peristiwa 21-22 Mei 2019. Kesembilannya diduga merupakan perusuh. Polisi memastikan empat dari sembilan korban tersebut tewas karena peluru tajam.

Korban tewas yakni Bachtiar Alamsyah, Abdul Azis, M Rehan Fajari, Widianto Rizki Ramadhan, Farhan Syafero, Adam Noorian, Sandro, Harun Al Rasyid, dan Muhamad Reza.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/12/14/11225411/duka-keluarga-harun-al-rasyid-korban-tewas-di-tragedi-kerusuhan-pemilu

Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke