Salin Artikel

Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Paparkan 4 Perilaku yang Harus Dimiliki Pekerja Kemanusiaan

KOMPAS.com - Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republik Yudi Latif menyatakan bahwa terdapat lima perilaku yang harus dimiliki oleh setiap insan pekerja kemanusiaan untuk mengembangkan dan meningkatkan derajat lembaga.

Ia merinci empat perilaku tersebut dengan singkatan "Perma," yaitu positive emotions (emosi positif), engagement (keterlibatan), relationship (hubungan), dan meaningful accomplishment atau achievement (prestasi yang bermakna).

"Positive emotions atau memiliki emosi yang positif sangat berpengaruh terhadap seseorang untuk selalu merasa senang, tenang, bahagia, dan berpandang positif terhadap segala hal. Di sini, iman memiliki peran yang sangat penting. Iman yang kuat dapat menjaga energi positif,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/12/2023).

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Yudi Latif dalam acara Leader's Insight di Gedung Philanthropy, Jakarta Selatan (Jaksel), Selasa (9/1/2024). Kegiatan ini juga dihadiri oleh jajaran dewan pembina, dewan pengawas, dewan pengurus, serta jajaran insan Dompet Dhuafa hingga jenjang officer.

Yudi Latif menjelaskan bahwa memiliki emosi yang positif sesuai dengan tagline kepengurusan Yayasan Dompet Dhuafa, yaitu “A Smiling Foundation, Devotion and Dignity.”

Oleh karena itu, selain memperkuat iman serta mampu mengelola emosi positif, insan Dompet Dhuafa juga harus mampu meningkatkan dignity, yaitu dengan memberdayakan dan mengangkat martabat manusia.

Perilaku kedua adalah dalam hal keterlibatan. Sebagai organisasi non-profit, lembaga filantropi harus melibatkan semua pihak untuk turut aktif. Pelibatan ini dimulai dari amil, kemudian mustahik, donatur, stakeholder, pemerintahan, hingga masyarakat sipil.

Ketiga, dalam hal hubungan. Yudi Latif menekankan bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya bergantung pada kecerdasan kognitif. Seseorang yang sukses di bidang politik, bisnis, hingga karier, karena memiliki jaringan konektivitas yang baik dan luas.

Yudi Latif menyatakan bahwa tidak semua masalah harus diselesaikan dengan uang, melainkan dapat diatasi melalui komunikasi dan hubungan yang baik.

Menurutnya, sesuatu yang memiliki nilai tinggi pun bisa didapatkan melalui hubungan dan kerja sama yang saling menguntungkan.

Keempat, dalam konteks bermakna. Menjadi seorang pekerja kemanusiaan berarti harus mampu memberikan makna yang lebih. Semua aktivitas pekerjaa kemanusiaan seharusnya bertujuan untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Bermakna berarti memiliki kemampuan menghasilkan substansi yang lebih tinggi dari yang lain.

Yudi Latif memberikan contoh, seperti seekor simpanse yang akan merasa senang setelah makan. Namun, manusia tidak hanya puas dengan itu. Selain makan, manusia juga memiliki kemampuan untuk memberikan makanan kepada orang lain.

“Demikian pula, seekor singa mungkin bahagia karena menjadi penguasa hutan, namun manusia merasa lebih bahagia jika kekuasaannya dapat digunakan untuk membebaskan beban derita yang dialami orang lain,” imbuhnya.

Yudi Latif menyatakan bahwa salah satu tantangan sulit dalam meningkatkan kesejahteraan kaum miskin adalah dengan membangun martabat mereka.

Jika hanya memberi mereka makan, kata dia, itu bisa dianggap sebagai hal yang mudah. Namun, tugas Dompet Dhuafa adalah membantu mereka keluar dari zona nyaman kemiskinan.

"Tugas kemanusiaan adalah memberikan fasilitas bagi mereka yang kurang beruntung," tegas penulis buku Negara Paripurna itu.

Sementara itu, perilaku kelima yang ditekankan oleh Yudi Latif adalah accomplishment atau achievement. Menurutnya, tidak dapat disangkal bahwa segala sesuatu dinilai berdasarkan hasil akhirnya.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah dan tercatat dalam Hadits Riwayat (HR) Bukhari, nomor 6493, "Amalan itu yang dilihat adalah akhirannya" 

Hal tersebut juga ditegaskan dalam firman Allah pada Surat al-Dhuha ayat 4, "Dan sesungguhnya yang kemudian itu lebih baik bagimu dari pada yang dahulu". Penjelasan makna ayat ini membutuhkan tafsir yang lebih lanjut.

"Yang kemudian itu harus lebih baik dari yang sebelumnya. Jika sama saja, maka kita tidak mencapai accomplishment. Oleh karena itu, setiap harinya pencapaian kita harus bertambah. Jangan berhenti di zona nyaman. Kita harus terus melakukan continuous improvement, melakukan perbaikan secara terus menerus, untuk mencapai versi terbaik bagi Dompet Dhuafa sesuai masanya,” jelas Yudi Latif.

Yudi yakin bahwa para pekerja kemanusiaan di lembaga filantropi Islam akan menemukan kebahagiaan dalam aktivitas mereka jika kelima perilaku ini dijalankan dengan baik.

Menghormati harkat kemanusiaan para amilnya

Sebelumnya, Yudi Latif mengungkapkan bahwa sebagian besar orang bekerja di suatu institusi atau perusahaan dengan motivasi untuk mendapatkan penghasilan.

Namun, bekerja di lembaga filantropi memiliki nilai lebih dari sekadar mencari penghasilan. Para pekerja di lembaga filantropi tidak hanya dianggap sebagai alat produksi semata.

Sebaliknya, kata Yudi, lembaga filantropi sangat menghormati harkat kemanusiaan para amilnya, seiring dengan upayanya untuk meningkatkan martabat orang lain, khususnya para kaum dhuafa sebagai penerima manfaat.

Ia mengungkapkan bahwa di lembaga filantropi, terdapat ruang yang luas untuk menyampaikan ide dan gagasan.

Dengan demikian, kata Yudi Latif, setiap individu di Dompet Dhuafa diharapkan selalu memiliki rasa penasaran dan dorongan untuk mengetahui lebih banyak.

Menurutnya, sikap skeptis dapat menjadi positif jika ditempatkan dengan benar. Dengan cara ini, pengetahuan akan terus berkembang.

Sejalan dengan ilmu, peningkatan iman juga harus terus diupayakan. Yudi Latif menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara ilmu dan iman, karena kedua hal ini merupakan faktor penentu martabat manusia.

Sebagaimana yang Allah Subhanahu wa ta'ala (SWT) firmankan dalam Surat al-Mujadalah ayat 11, yang umumnya diartikan sebagai, “Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/13/16512601/pembina-yayasan-dompet-dhuafa-paparkan-4-perilaku-yang-harus-dimiliki

Terkini Lainnya

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke