Salin Artikel

Spanduk Caleg Dipaku di Pohon di Jalan Ahmad Yani Bogor

BOGOR, KOMPAS.com - Spanduk calon anggota legislatif (caleg) bertebaran di pepohonan sepanjang Jalan A. Yani, Tanah Sareal, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/1/2023).

Dalam pantauan Kompas.com, spanduk ada yang ditempel menggunakan bambu dan ada pula yang sengaja dipaku di pohon.

Terlihat, spanduk dari masing-masing caleg dipasang di sisi kiri dan sisi kanan jalan.

Padahal pepohon yang merupakan ruang terbuka hijau jadi salah satu tempat umum yang dilarang untuk dipasangkan APK (Alat Peraga Kampanye), sesuai dengan peraturan pemilu yang tertuang dalam Pasal 70 dan 71 Undang-Undang (UU) 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Suhandi (43) salah satu warga Bogor menuturkan, caleg yang akan ia pilih tidak ditentukan sebanyak apa spanduk yang dipasang.

Ia hanya akan mencoblos caleg yang jujur dan dapat bekerja dengan benar.

Suhandi juga meminta agar para caleg tidak hanya datang pada saat tahun pemilu saja.

Setelah terpilih, para caleg lupa akan janji manis yang ditawarkan.

“Kalau sudah jadi jangan lupa rakyat. Kebanyakan gitu, kalau sudah jadi lupa, kasihan yang di bawah,” ucap Suhandi.

Iwan (37) salah satu warga Bogor juga mengatakan, ia memilih calon pemimpin sesuai dengan hati nuraninya. Dia tidak terpengaruh dari spanduk yang terpampang di setiap sudut kota.

“Kalau ini saya juga punya hak pilih, jadi milih sesuai hati nurani aja,” ungkap Iwan.

Alsena (25) juga memiliki pandangan serupa, ia tidak ada keinginan untuk memilih caleg berdasarkan banyaknya pemasangan spanduk.

“Tidak ada,” ucap Alsena.

Alsena akan menggunakan hak pilihnya bagi caleg yang memang sering blusukan, menyapa warganya.

Apabila caleg tidak melakukan kampanye ke jalan, ia hanya akan mencoblos parpol (partai politik) saja.

“Kalau enggak keliatan kampanyenya, saya akan coblos partainya aja, agar menjadi suara partai,” tutur Alsena

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/14/09542861/spanduk-caleg-dipaku-di-pohon-di-jalan-ahmad-yani-bogor

Terkini Lainnya

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Megapolitan
Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Megapolitan
Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 13 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke