Salin Artikel

"Makanan" Sehari-hari Petugas Pintu Kereta Tanjung Priok: Caci Maki Pengendara dan Tawuran Antarwarga

JAKARTA, KOMPAS.com - Kardina (48), penjaga pintu pelintasan kereta di Pos JPL 11 E Tanjung Priok, Jakarta Utara, berdiri di pinggir rel kereta setelah menekan tombol palang pintu, Kamis (18/1/2024).

Sorot matanya mengarah ke beberapa pengendara motor yang melewati batas pintu palang kereta.

"Mas, mundur, mas, kereta bentar lagi lewat. Kamu kena kalau di sini," kata Kardina sambil memberi aba-aba mundur dengan tangannya.

Pengendara motor pun mundur sesuai arahan. Dari seberang, beberapa sopir mobil angkut kontainer berteriak ke arah Kardina.

"Woi, masih lama, kenapa udah nutup aja ini?" protes sopir itu.

Kardina hanya tersenyum ke arah sopir tersebut dan meminta agar sang sopir sabar dengan aba-aba tangannya.

Kereta pun lewat dengan kecepatan di bawah lima km/jam. Kardina lalu kembali ke pos jaga dan menekan tombol buka pintu palang agar pengendara bisa lewat.

Dia menghela napas, membuka topi, lalu menyeruput kopi yang telah dingin.

"Kalau diikuti emosi, kita bisa emosi juga. Cuma kita di sini enggak mau cari masalah. Kita cari nafkah, sama-sama enak," kata Kardina kepada Kompas.com.

Kemacetan di pintu kereta

Bagi masyarakat Tanjung Priok dan sekitarnya, kemacetan di titik pintu pelintasan kereta hingga pintu utama stasiun Tanjung Priok adalah hal yang lumrah.

Antrean itu disebabkan oleh beberapa hal di luar kendali Kardina sebagai petugas jaga.

"Ada (kereta) langsir, biasanya. Jadi kedatangan kereta itu mereka punya SOP harus berjalan di bawah lima km/jam. Setara orang jalan, katanya. Jadi enggak boleh cepat karena risiko, angkut barang. Setiap kedatangan, melalui perlintasan harus di bawah lima km/jam," kata Kardina.

Sebagai informasi, kereta khusus langsir atau shunting locomotive adalah alat yang digunakan untuk menarik atau mendorong kereta saat proses pemeliharaan.

Kardina menambahkan, kemacetan juga bisa disebabkan lamanya proses bongkar muat di stasiun akhir Pelabuhan Tanjung Priok.

"Kadang kereta pindah jalur. Atau proses bongkar muat juga bisa jadi. Karena di sana enggak prevail ujungnya. Jadi harus sampai di ujung," ungkap Kardina.

Proses pengangkatan kontainer dari kereta ke darat juga menjadi penyebab pintu kereta lama ditutup dan antrean kendaraan mengular.

"Ada juga proses pengangkatan kontainer. Jadi pakai alat berat diangkat, atau lagi dimuat. Makanya itu yang menyebabkan agak lama pintu kereta di sini," imbuh dia.

Antrean yang mengular, udara panas Tanjung Priok, dan lamanya waktu menunggu di pintu kereta membuat Kardina kerap menjadi bulan-bulanan caci maki warga.

"Kalau yang paling spesial di sini, saya sering kena caci maki pengguna jalan," ucap dia.

"Mereka pikir kelamaan nunggu, dianggapnya kami yang ulur waktu. Padahal kan tergantung kereta. Dan kami buka tutup pintu saja. Kalau kendali kereta itu kan hanya masinis aja. Kita enggak punya kendali. Yang kami lakukan untuk keselamatan mereka, kok," lanjut dia.

Meski begitu, semakin hari Kardina semakin mengerti. Emosi sesaat bisa menyebabkan hal-hal fatal terjadi, apalagi saat berhadapan dengan masyarakat Tanjung Priok.

"Ancaman itu jadi hal biasa, makanan sehari-hari. Mereka mencaci. Tapi semakin ke sini semakin mengerti," ujar Kardina.

Sejauh hitungan Kompas.com menggunakan stopwatch, buka tutup pintu kereta Tanjung Priok memang bisa memakan waktu 3.50 menit hingga 4 menit.

Jalur yang sempit juga membuat mobil kontainer dan kendaraan lainnya harus mengantre hingga terjadi kemacetan yang terus berulang di lokasi tersebut.

Saksikan tawuran

Selain caci maki, Kardina juga menyebut jalur pelintasan kereta yang dijaganya sebagai jalur merah. Tawuran antarkelompok warga kerap terjadi di sana.

"Kita kan ada empat orang, tiga shift dan satu biasanya libur. Di sini 24 jam. Kereta barang 24 jam lewat terus. Tapi enggak sesering siang hingga sore kalau malam. Nah, sering banget tuh, tawuran antarwarga," tutur Kardina.

Selain tawuran, ada jambret dan copet yang juga kerap Kardina saksikan langsung.

"Saya sering lihat tawuran, pagi siang malam di sini. Ada juga pencopetan, jambret, sering di sini," tutur dia.

Handheld transceiver (HT) di tangan kanan Kardina tiba-tiba berbunyi, mengurungkan niatnya yang hendak membakar rokok.

"Masuk, JPL 11E, kereta mau lewat, masuk," kata suara pria di ujung HT.

"Diterima, masuk, segera ditutup, copy," jawab Kardina.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/19/12283451/makanan-sehari-hari-petugas-pintu-kereta-tanjung-priok-caci-maki

Terkini Lainnya

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke