Salin Artikel

Geliat Pasar Ular Jakarta Utara, Surga Barang "Vintage" yang Kini Mulai Terlupakan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Ular yang terletak di Koja, Jakarta Utara, adalah salah satu ikon wilayah Tanjung Priok pada era 2000-an.

Lokasinya yang berdekatan dengan Pelabuhan Tanjung Priok membuat pasar ini memiliki nuansa yang dekat dengan nelayan.

Namun, jauh berbeda dari nama "Pasar Ular", di pasar ini sama sekali tak dijual hewan melata seperti ular, kadal, atau biawak.

Salah satu destinasi belanja warga Jakarta yang tenar di eranya ini adalah surga barang-barang merek terkenal dengan harga yang ramah di kantong.

Beragam merek fesyen terkenal dunia ada di pasar ini, seperti Polo, Vans, SUPREME, G-Shock, Oakley, Rayban, Louis Vuitton, dan masih banyak lagi.

Pasar ini juga menyediakan beragam jenis barang mulai dari, sepatu, jaket, kaos, celana jeans, ikat pinggang, dompet, jam tangan, kacamata, hingga parfum.

Meski begitu, Pasar Ular yang dulu bukanlah yang sekarang. Banyak sekali perubahan yang terjadi di dalamnya.

Geliat tawar menawar, keramaian pasar di gang sempit, tidak terasa seperti dulu.

Hal tersebut dirasakan oleh Akbar (57), pedagang ikat pinggang dan dompet yang sudah 12 tahun di Pasar Ular.

"Di sini dulunya ramai banget. Tiap hari, sore-sore, banyak anak muda nongkrong, pada nawar barang, pokoknya rame lah," kata Akbar ditemui di salah satu lapak di Pasar Ular, Selasa (30/1/2024).

Akbar menyebut perubahan mulai dia rasakan sejak tahun 2018 hingga saat ini.

Di tahun-tahun tersebut, pasar online sangat gencar menyapa konsumen dan Pasar Ular mulai terlupakan.

"Tahun 2018 lah, berangsur kurang, sepi, terus apalagi dihantam pandemi lagi. Itu sempat tutup dan enggak jualan berapa bulan. Sekarang sudah buka lagi," jelas Akbar.

Pengalaman Akbar juga dirasakan oleh Rubina (45), penjual parfum yang sudah 10 tahun membuka lapak di Pasar Ular. Rubina menyebut omzet dia kian hari kian menipis.

"Di sini semakin sepi. Soalnya banyak yang jualan online. Kami jadi sepi. Ini aja sehari cuma laku tiga (botol) parfum," ujar Rubina.

Rubina berharap bantuan pemerintah untuk mengembangkan usahanya seperti subsidi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan mempromosikan Pasar Ular supaya kembali ramai seperti sebelumnya.

"Ada promosi, harusnya, dari pemerintah. Saya juga lagi urus menjadi UMKM, supaya seenggaknya bisa bertahan hidup di sini," tutup Rubina.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/30/19052361/geliat-pasar-ular-jakarta-utara-surga-barang-vintage-yang-kini-mulai

Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke