JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang di Pasar Ular, Plumpang Semper, Jakarta Utara, mengaku sepi pengunjung.
Dauri (54) pedagang pakaian yang sudah 5 tahun melapak di Pasar Ular mengatakan, pengunjung mulai berkurang sejak memasuki tahun baru 2024.
"Sejak pergantian tahun 2023 hingga 2024, pengunjung mulai sepi. Ada pas weekend, itu pun sedikit. Saya pun lagi bingung mikir bayar sewa gimana ini," kata Dauri ditemui di lapak dagangannya, Rabu.
Dauri harus membayar sewa lapak Rp 800.000 per bulan ditambah biaya dua anaknya sekolah.
"Kalau dipikirin jadi pusing. Uang sewa, sekolah anak dan biaya rumahan buat istri. Kalau dipikirin ya pening kepala," ucapnya.
Hal sama juga dirasakan Sari (38) pedagang topi dan kaus kaki yang sudah tiga tahun belakangan berjualan di Pasar Ular.
"Tahun-tahun ke sini semakin sepi. Mungkin karena banyak yang beralih ke online, ya? Enggak kayak dulu pas Lebaran masih ramai banget," tuturnya.
Sari menyebut, dalam sehari biasanya dia mendapat keuntungan Rp 300.000. Namun kini, dia hanya mendapat Rp 75.000 sampai Rp 100.000 per harinya.
"Terjun bebas, enggak bisa diceritain lagi. Pokoknya seret, bang," lanjutnya.
Sari dan Dauri berharap bantuan pemerintah untuk mengembangkan usahanya seperti subsidi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan mempromosikan Pasar Ular supaya kembali ramai seperti sebelumnya.
"Kayak yang di Tanah Abang itu kan dipromosikan ulang, dibuatkan UMKM, jadi pedagang jaya lagi. Kalau kayak gini nyekek kita terus keadaannya," tutup Dauri.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/31/17504991/pasar-ular-sepi-pengunjung-pedagang-bingung-bayar-sewa-lapak