JAKARTA, KOMPAS.com - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menilai Presiden Joko Widodo melakukan politik gentong babi.
"Politik gentong babi adalah massa yang punya otoritas dan sumber daya banyak. Atau, dalam hal ini rezim yang sedang berkuasa itu sedang menghibahkan anggaran sumber dayanya," ujar Koordinator Wilayah Jawa Tengah dan DIY BEM SI, Bagus Hadikusuma di Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (8/2/2024).
Ia berpendapat, Jokowi melakukan politik gentong babi sebagai personifikasi agar bantuan sosial (bansos) itu dianggap sebagai pemberian darinya.
"Untuk apa? Tujuannya adalah personifikasi pemberian dari Jokowi!" seru Bagus.
"Atau dianggap sebagai bantuan yang lahir dari empati atau simpatinya Jokowi terhadap masyarakat Indonesia," lanjut dia.
Menurutnya, aksi pembagian bansos yang dilakukan Jokowi adalah pembodohan. Ia mempertanyakan alasan sebenarnya di balik pembagian bansos itu.
"Untuk menjaga loyalitas konstituen? Untuk melihat bahwa Jokowi seperti ratu adil yang hadir di masyarakat miskin kota, masyarakat miskin desa, nelayan, petani, dan sebagainya?" tanya Bagus.
Sebagai informasi, BEM SI menggelar konferensi pers di Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat.
Mereka membawa sejumlah poster yang dicetak dalam kertas A4. Salah satu tulisannya adalah "Lawan Pemilu Curang" dan "Punya Menteri Rasa Buzzer".
Selain itu, mereka juga memasang spanduk berukuran besar bergambar presiden Joko Widodo yang seolah berada di kandang babi.
"Politik Gentong Babi Ala Jokowi", begitu tulisan dalam spanduk tersebut.
Selain itu, ada gambar gentong bertuliskan "bansos" di spanduk itu.
Usai konferensi pers selesai, mereka membakar spanduk tersebut di dekat barikade beton yang mengarah ke Istana Merdeka.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/08/16175331/bem-si-nilai-jokowi-lakukan-politik-gentong-babi