Salin Artikel

Diberi Uang Rp 100.000, Warga Bekasi Diminta Coblos Caleg DPR Partai Golkar

BEKASI, KOMPAS.com - Roni, bukan nama sebenarnya, mendapatkan amplop berisikan uang Rp 100.000 yang dibagikan tim dari Partai Golkar di wilayah Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi.

Roni mengatakan, tim yang datang membagikan amplop itu memintanya untuk memilih calon anggota legislatif (Caleg) DPR yang tertera di dalam amplop tersebut.

"Cuma minta nyoblos doang. Saya tanya 'Ini untuk apa?', dia bilang semua, minta dicoblos," tutur Roni saat dikonfirmasi, dikutip Selasa (13/2/2024).

Roni melanjutkan, ada sekitar tujuh orang yang datang ke wilayahnya membagikan amplop berisi uang tersebut ke setiap warga.

"Dari tim Golkar ada sekitar tujuh orang lah. Jelasin (pilih) nomor satu, nomor satu, cuma minta nyoblos itu," paparnya.

Di wilayahnya sendiri, kata Roni, banyak yang mendapatkan amplop tersebut. Namun, ada juga warga yang menolak.

"Wah banyak (yang dapat) cuma ada yang enggak mau. Kita namanya dikasih ya terima," kata dia.

Saat diberikan amplop "politik uang" itu, Roni mengaku tidak mendapatkan paksaan apapun dari tim Partai Golkar.

"Arahannya cuma coblos doang nomor satu, ada paksaan sih enggak," katanya.

Sebelumnya, Roni menuturkan, tim dari Partai Golkar tiba-tiba datang membagikan amplop berisikan uang Rp 100.000 di masa tenang jelang Pemilu 2024, Senin (12/2/2024) pagi.

"Datang dari rombongan Golkar cuma banyak, ada sekitar tujuh orang, langsung ngebagi-bagi. Dikasih amplop Senin pagi, Rp 100.000," kata Roni.

Selain Roni, warga lain yang enggan disebutkan namanya juga membenarkan adanya "serangan fajar" yang diduga dilakukan calon anggota legislatif (Caleg) DPR Partai Golkar.

"Iya, benar ada 'serangan fajar', saya salah satunya dapat," kata warga tersebut saat dihubungi Kompas.com.

Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi Ade Puspitasari menyatakan tengah menelusuri dugaan caleg partainya melakukan politik uang.

"Kami sedang melakukan langkah-langkah soal masalah itu. Masih dalam tahap penelusuran. Belum bisa memberikan informasi lebih lengkap," kata Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi Ade Puspitasari saat dihubungi.

Dugaan praktik politik uang itu lah gang kemudian dilaporkan oleh Willy Shadli ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bekasi.

Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu Kota Bekasi Muhammad Sodikin menuturkan, pihaknya sudah menerima laporan Willy. Laporan itu terdaftar dengan nomor registrasi 020.

"Laporannya terkait dugaan money politic atau politik uang di masa tenang terhadap salah satu peserta pemilu dari Partai Golkar, inisialnya R," ucap Sodikin.

Bawaslu Kota Bekasi akan melakukan kajian terlebih dahulu selama dua hari, sebelum menentukan apakah laporan itu memenuhi unsur untuk diproses ke tahap selanjutnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/13/19485921/diberi-uang-rp-100000-warga-bekasi-diminta-coblos-caleg-dpr-partai-golkar

Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke