JAKARTA, KOMPAS.com - Wanita berinisial M (41), menyesalkan sikap ayahnya yang terlalu fanatik dengan politik sehingga ia "dicoret dari KK".
Kalimat "dicoret dari KK" bukanlah yang sebenarnya terjadi. Namun, sang ayah berinisial Y (70) tidak menganggap M lagi sebagai anaknya karena beda pilihan calon presiden (capres).
"Jangan karena politik kami jadi terpecah," kata M saat dihubungi Kompas.com, Jumat (16/2/2024).
Dalam kontestasi Pilpres 2024, M mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sedangkan ayahnya, mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
M berharap, Y bisa menarik kembali ucapan putus hubungan dengannya. Ia ingin kerukunan keluarga tidak terganggu karena perbedaan pandangan.
"Aku berharap bokap mendukung keputusanku bahwa yang aku dukung adalah paslon berbeda dari dia," kata M.
M masih berusaha menghubungi sang ayah yang belum juga merespons.
Sebelum kejadian, M dan Y sering adu argumentasi terkait masalah pemilihan calon presiden.
Bahkan, adu argumentasi itu sampai ke media sosial.
Respons sang ayah sempat membuat keluarga besarnya turun tangan. Beberapa orang saudara mendekati ayah M dan membujuknya untuk tidak bersikap keras terhadap sang anak.
Nanti, hingga usai Pemilu, Y masih tidak mau berdamai dengan M.
"Pas saya menyatakan dukung Prabowo bulan Desember, langsung itu saya dibilang 'dicoret dari KK' karena bokap pendukung Ganjar garis keras. Dia enggak terima anaknya dukung Prabowo," ungkap M.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/02/16/19250541/jangan-karena-politik-anak-dan-ayah-jadi-terpecah