TPK Kader KB Kelurahan Pringgokusuman Patricia Sri Maryanti mengungkapkan, hal ini diketahui usai petugas puskesmas memeriksa air yang dikonsumsi keempat anak berusia di bawah dua tahun tersebut.
"Kalau yang airnya diperiksa memang yang menjadi sasaran stunting. Tetapi, hampir keseluruhan di wilayah Kelurahan Pringgokusuman memang airnya kotor, tercemar bakteri E.coli karena sudah ada pemeriksaan dari puskesmas," ujar Patricia saat ditemui dalam acara BKKBN bertajuk Strategi Indonesia Turunkan Stunting, Jumat (8/3/2024).
Disinyalir, air yang tercemar itu ikut menjadi faktor penyebab anak terkena stunting.
"Kemungkinan besar dari faktor itu juga yang menyebabkan terjadinya stunting. Kemarin kalau yang diperiksa ada empat anak yang sumber airnya mengandung E.coli," ucap Patricia.
Menurut dia, apabila pemeriksaan dilakukan terhadap bayi berusia lima tahun (balita), angka anak yang terdeteksi mengonsumsi air berbakteri E.coli kemungkinan lebih banyak.
Kini, sebagian besar rumah di kelurahan itu telah menggunakan PAM sebagai sumber air.
Selain itu, kata Patricia, puskesmas setempat juga menyosialisasikan cara memasak air untuk dikonsumsi.
"Jadi ketika memasak itu setelah air benar-benar mendidih dilebihkan sekitar lima menit. Setelah air mendidih baru dikonsumsi," ungkap dia.
Patricia menyebut, total ada 18 anak di Kelurahan Pringgokusuman yang mengidap stunting per tahun 2023.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/08/20002121/4-anak-stunting-di-pringgokusuman-yogyakarta-konsumsi-air-mengandung