Perwakilan massa, Cary Greant mengatakan, kentungan itu melambangkan peringatan agar masyarakat waspada jelang pengumuman hasil rekapitulasi suara Pemilu, Jumat (15/3/2024).
"Kentungan ini adalah simbol untuk jaga-jaga. Waspada. Jaga-jaga maling suara pemilu yang merusak hasil (Pemilu)," ujar Cary kepada wartawan di lokasi.
Pantauan Kompas.com, kentungan itu dibunyikan di sela-sela orasi. Khususnya sebagai gestur "sorakan" bagi sang orator.
Kentungan itu dibunyikan terus-menerus sebagai bentuk peringatan agar Bawaslu dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tetap bertugas netral sesuai fungsinya.
Cary mengungkapkan, massa aksi berharap agar Bawaslu dan KPU tetap "tegak lurus".
"KPU dan Bawaslu harus hati-hati (kalau curang). Masyarakat akan menggencarkan people power," ujar dia.
Sebagai informasi, sekelompok orang menggelar aksi di depan gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI, Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2024).
Mereka mengatasnamakan diri sebagai Gerakan Rakyat Selamatkan NKRI dan menuntut pemecatan Ketua Bawaslu dan KPU RI.
Pantauan Kompas.com, massa datang sekitar pukul 14.40 WIB.
Kaum wanita yang hadir membawa sejumlah spanduk yang diangkat tinggi-tinggi.
"Mahkamah Keluarga Sumber Kecurangan," demikian tulis salah satu spanduk itu.
"KKN Mencederai Demokrasi," bunyi spanduk yang lain.
Sementara itu, pada mobil komando terpasang spanduk berukuran besar bertuliskan "Jokowi Tumbang".
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/15/18170931/massa-aksi-di-bawaslu-bawa-kentungan-ajak-masyarakat-waspada-pemilu