Salin Artikel

Kisah Thohir, Sembuh dari Penyakit "Misterius" Setelah Mengabdi Jadi Marbut Masjid

Thohir merupakan marbut Masjid Jami'atul Khair di Perumahan Bojong Gede Asri, Kedung Waringin, Bojonggede, Kabupaten Bogor. Ia sudah bekerja di masjid tersebut hampir enam tahun lamanya.

Senyum merekah dari wajah Thohir ikut menyapa sembari mempersilakan duduk di teras masjid untuk mengobrol.

"Tadi saya habis bersih-bersih masjid setelah shalat Subuh, barusan lagi berbincang saja sama jemaah yang belum pulang," kata Thohir ketika ditanya kegiatannya Senin (18/3/2024) pagi ini.

Saat kami mulai duduk bersama, angin pagi dan kokokan ayam menjadi pembuka Thohir untuk mengisahkan cerita miliknya.

Thohir sudah menjadi marbot sejak sekitar tahun 2018. Saat itu, salah satu pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) menawarkan pekerjaan sebagai marbut.

"Dulu pengurus DKM maunya tiap hari harus ada yang jaga karena dulu masih sering ditinggal-tinggal, aktifnya paling hari Jumat. Jadi akhirnya saya masuk, disuruh di sini," kata Thohir kepada Kompas.com, Senin (18/3/2024).

Thohir mengungkapkan, alasannya mau menjadi marbut karena ia sudah berhenti dari pekerjaan lamanya.

Ia tak lagi bekerja setelah terserang penyakit yang tak teridentifikasi oleh dokter pada tahun 2018. Penyakit misterius itu menyelimuti tubuhnya selama berbulan-bulan.

"Dulu saya pernah sakit, enggak sembuh-sembuh. Hampir 6 bulan enggak bisa tidur, tapi penyebab enggak tau, kurang tau juga saya sakit apa," ujar Thohir sambil sedikit menatap kosong.

Tanpa sadar, air mata keluar secara perlahan dari kedua mata Thohir. Tidak deras, tapi jelas dirinya terlihat menahan kesedihan karena kembali mengingat momen pahit kala itu.

"Saya sudah berusaha ke dokter dan alternatif lain, tapi ya begitu. Dulu saya masih aktif kerja di PT. KFC, cuma karena sakit, saya terpaksa resign," tutur Thohir.

Selama enam bulan, Thohir hampir tidak pernah tertidur. Meskipun iya, bisa dikatakan hanya memejamkan mata sejenak.

"Saya terbangun seharian penuh. Katanya (istri dan anak), kadang-kadang saya sejenak tidur, ngorok, tapi ya sebenarnya enggak tidur meski saya ngantuk. Jadi cuma dapat tidur ayam, terus bangun lagi," ungkapnya.

Selain sulit untuk tidur, Thohir juga mengaku tidak bisa berlama-lama di bawah matahari.

"Saya tuh kalau liat matahari lama-lama kayak drakula, enggak bisa, enggak kuat. Mana saya kurus," imbuh Thohir.

Menurut pernyataan Thohir, dokter juga tidak menemukan diagnosa dan cara penyembuhan yang efektif untuk jenis penyakitnya yang diidapnya saat itu.

"Penyebabnya enggak ketahuan. Dulu pas ke dokter, katanya saya kena apa ya yang terserang saraf-saraf gitu apa namanya, saya juga lupa (nyentuh punggung bagian bawah)," kata Thohir.

Thohir pernah dirawat seminggu di RS Polri Kramatjati, tetapi ia tetap tidak mendapat kesembuhan meski sudah dibantu dengan banyak jenis obat.

Berbagai macam usaha pengobatan lainnya juga sudah dilakukan Thohir, dari pengobatan online di TV, bahkan naik gunung.

"Sudah ke dokter, dulu saya jalani pengobatan di Cilebut, pengobatan online di TV, sampai saya dulu pernah naik ke Gunung Sindur, ya buat kesembuhan semua, terus ikhtiar (usaha) saja," jelas Thohir.

Dikarenakan uang pesangon dari pekerjaan terakhirnya semakin berkurang dan dirinya juga butuh pemasukan, akhirnya ia memutuskan untuk menerima ajakan menjadi marbut.

"Saya pikir coba-coba sajalah sambil ikhtiar minta kesembuhan kepada Allah," ucap Thohir.

Nyatanya, keseharian marbut yang sibuk dari sebelum waktu subuh justru membuat pikiran, kondisi fisik, dan mental Thohir membaik.

"Pokoknya lama-lama saya lupa ke kondisi sakit karena sibuk mengurusi masjid. Karena kan bisa saja badan saya saat itu ya stres memikirkan penyakit tersebut, cuma kan jiwa itu ya tadi, harus terus banyak ikhtiar, harus banyak berdoa," ucapnya.

"Saya memang diajak jadi marbut tapi selain itu juga karena nawaitu (niat) saya juga, kebetulan marbot di sini enggak ada yang betah, tapi alasannya juga enggak gitu tahu," tambah Thohir.

Thohir terus merasa bersyukur karena menerima pekerjaan marbut sampai akhirnya ia sudah sembuh dari sakit yang menguras fisik dan dompetnya itu.

"Saat itu saya pikirnya saya juga sudah enggak ada kegiatan, apa salahnya mengabdi kepada rumah Allah, eh ternyata bisa keterusan sampai sekarang jadinya," tutur Thohir.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/18/11031801/kisah-thohir-sembuh-dari-penyakit-misterius-setelah-mengabdi-jadi-marbut

Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke