Salin Artikel

Berbagai Strategi Pemudik Hindari Macet Saat Pulang ke Kampung Halaman

Rasa rindu yang sudah tak terbendung, Rere bakal berangkat ke Lampung sebelum Lebaran, tepatnya pada Minggu, 7 April 2024.

"Tahun ini ada rencana mudik, tanggal 7 (April 2024) ke Lampung. Mau ketemu keluarga dan teman-teman," kata Rere kepada Kompas.com saat dihubungi, dikutip Jumat (22/3/2024).

Rere mengatakan, dia sengaja berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan yang biasa terjadi saat berdekatan dengan Hari Raya.

"Biar sampai di kampung halaman enggak mepet di hari raya. Dari sekarang persiapin fisik yang sehat, apalagi nanti kan dalam posisi puasa," ucap dia.

Rere memilih mudik menggunakan bus. Alasannya, untuk menghindari macet berkepanjangan karena bus yang dipilihnya berangkat melalui jalur berbeda.

"Aksesnya enak kalau naik bus, duduknya juga sendiri-sendiri kalau travel biasanya penuh. Terus naik bus juga lebih cepat karena akses jalur meraknya beda dengan mobil pribadi yang mudik," tuturnya.

Karena harga tiket yang lumayan, Rere mulai menyisikan uang sedikit demi sedikit dari gajinya untuk membeli tiket sekaligus memberi uang "THR" kepada keluarganya.

Rere memperkirakan, total biaya keseluruhan untuk mudik pada tahun ini sekitar Rp 3 jutaan. Perkiraan ini bisa berubah mendekati hari Lebaran.

"Untuk tiket PP itu Rp 1 jutaan, Rp 2 jutaan untuk orangtua dan keluarga. Jadi kalau sampai belasan juta kayaknya enggak, enggak lebih dari Rp 5 juta," paparnya.

Berbeda rencana keberangkatan dengan Rere, Kiki (26) memilih mudik ke rumah orangtuanya di Surabaya, Jawa Timur, setelah Lebaran.

"Saya rencananya berangkat H+1 Lebaran ke Surabaya. Di sana mau ketemu keluarga, Ibu dan adik-adik," kata dia.

Kiki menuturkan, pada hari Lebaran, ia bakal berkunjung ke keluarga ayahnya yang berada di Jakarta untuk sungkeman.

Dengan keberangkatan yang berbeda dengan pemudik lain, Kiki berharap perjalanannya ke Surabaya bisa lebih lancar.

"Jadi setelah lebaran sama ayah saya, baru saya pulang kampung. Biasanya kalau lewat jalur darat juga H+1 sepertinya sudah lebih lenggang," katanya.

Tahun ini Kiki memilih menggunakan bus. Ia sudah mempertimbangkan mudik dengan moda transportasi unum sudah dari jauh hari.

Selain untuk menghindari kemacetan, harga tiket yang masih terjangkau menjadi alasan Kiki memilih bus daripada transportasi lain.

"Saya pilih bus karena itu lebih affordable saja untuk tujuan dari Jakarta ke Surabaya, kalau pesawat harganya terlalu mahal," imbuh dia.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi 84,27 persen atau 28,4 juta penduduk di Jabodetabek akan mudik pada tahun 2024.

Jumlah itu lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya mencapai 54,31 persen atau sekitar 18,3 juta orang.

Kebanyakan pemudik ini memilih naik moda transportasi umum daripada kendaraan pribadi.

Sekitar 8,26 juta orang atau 29,05 persen pemudik akan menumpangi kereta api, sedangkan yang naik bus sebanyak 7,89 juta orang atau 27,76 persen.

Di urutan ketiga sebanyak 4,27 juta atau 15,03 persen pemudik memilih naik mobil pribadi. Sedangkan 2,56 juta atau 9,02 persen pemudik naik sepeda motor.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/22/12030201/berbagai-strategi-pemudik-hindari-macet-saat-pulang-ke-kampung-halaman

Terkini Lainnya

Dianggap Menganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Menganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Megapolitan
948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

Megapolitan
Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Megapolitan
Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan 'Gimana' kalau Dilarang?

Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan "Gimana" kalau Dilarang?

Megapolitan
Sebelum Hilang Kontak, Pilot Pesawat Jatuh di Tangsel Sempat Hubungi Menara Pengawas

Sebelum Hilang Kontak, Pilot Pesawat Jatuh di Tangsel Sempat Hubungi Menara Pengawas

Megapolitan
KNKT Pastikan Pesawat yang Jatuh di Tangsel Tidak Punya 'Black Box'

KNKT Pastikan Pesawat yang Jatuh di Tangsel Tidak Punya "Black Box"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke