Bima Arya mengungkapkan, angka kasus DBD selama periode Januari hingga Maret 2024 di Kota Bogor terus bertambah.
“Saat ini Kota Bogor nomor empat tertinggi di Jawa Barat, kasusnya, yang meninggalnya, jangan sampai ada korban lagi,” ucap Bima Arya, dalam acara Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN) di SMPN 13 Kota Bogor, Senin (1/4/2024).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mencatat ada 1.435 kasus DBD di Kota Bogor periode awal Januari hingga Maret 2024.
“Peningkatan terjadi sejak awal tahun 2024 dari Januari sampai Maret tercatat kasus 1.435 dengan sembilan kematian,” ucap Sri Nowo Retno dalam kesempatan yang sama.
Terdapat lima kelurahan dengan peningkatan kasus DBD yang cukup signifikan, yaitu Kelurahan Baranangsiang, Kelurahan Kedungbadak, Kelurahan Tegal Gundil, Kelurahan Katulampa, dan Kelurahan Bantar Jati.
Sebaran kasus DBD Tahun 2024 berdasarkan usia yang paling banyak pada usia rentan 5-14 tahun sebanyak 606 kasus dan sebaran kasus kematian karena DBD berdasarkan usia 5-14 tahun sebanyak empat orang.
“Kelurahan Baranangsiang 49 kasus, Kelurahan Kedungbadak sebanyak 46 kasus, total di Tegal Gundul sebanyak 44, Kelurahan Katulampa sebanyak 41, dan Kelurahan Bantarjati 39 kasus,” ujar Sri.
Maraknya kasus DBD di Kota Bogor membuat Dinkes Kota Bogor akan melaksanakan kegiatan Gertak PSN di 68 kelurahan secara terus-menerus.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/04/01/14505381/kota-bogor-duduki-posisi-keempat-kasus-dbd-tertinggi-di-jawa-barat