Salin Artikel

Wacana Pramuka Jadi Kokurikuler, Fahira Idris: Ide Ini Layak Dipertimbangkan

KOMPAS.com – Setelah wacana ekstrakurikuler (ekskul) Praja Muda Karana (Pramuka) menjadi kegiatan opsional ramai diperbincangkan, muncul wacana baru terkait Pramuka sebagai kokurikuler.

Kokurikuler sendiri adalah kegiatan pembelajaran peserta didik yang bertujuan untuk penguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan mata pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler di kelas

Wacana ini muncul pada rapat kerja antara Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/4/2024).

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari daerah pemilihan (dapil) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Fahira Idris mengatakan, ide Pramuka menjadi kokurikuler di sekolah layak untuk dipertimbangkan oleh semua pemangku kepentingan, termasuk Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka.

Menurut Fahira, meski merupakan kegiatan pendidikan nonformal, Pramuka merupakan kegiatan yang sudah terbukti mampu menjadi wadah pengembangan potensi dan penguatan karakter generasi penerus bangsa.

“Saya menyambut baik wacana menjadikan Pramuka sebagai kokurikuler. Gagasan ini layak untuk dipertimbangkan bahkan sangat baik jika bisa direalisasikan,” ujar Fahira melalui siaran persnya, Kamis (4/4/2024).

Fahira berpendapat, dengan menjadi kokurikuler, Pramuka akan menjadi penguat kegiatan wajib intrakurikuler, terutama dalam hal penguatan karakter murid agar menjadi pelajar yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.

“Saya yakin, jika wacana ini terealisasi, akan tumbuh karakter murid yang berpikir kritis, kreatif, serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi,” lanjutnya.

Di samping itu, Fahira menjelaskan, kegiatan kepramukaan berupa pendidikan dan pelatihan, pengembangan, pengabdian masyarakat dan orangtua, serta permainan yang berorientasi pada pendidikan sangat tepat menjadi penguat, pendalaman, dan pengayaan mata pelajaran dari guru pada kegiatan intrakurikuler di kelas.

Ia menambahkan, dengan menjadikan Pramuka sebagai kokurikuler, pelajaran yang diterima di kelas dapat diaplikasikan oleh murid dalam kehidupan sehari-hari.

“Untuk menghadapi tantangan dunia global yang semakin besar ini, Indonesia harus dipenuhi oleh kaum muda yang memiliki rasa cinta Tanah Air, kepribadian yang kuat dan tangguh, rasa kesetiakawanan sosial, kejujuran, sikap toleransi, kemampuan bekerja sama, rasa tanggung jawab, serta kedisiplinan untuk membela dan membangun bangsa,” jelas Fahira.

“Semua karakter ini adalah muatan utama pendidikan kepramukaan,” tuturnya.

Sebagai informasi, terdapat tiga jenis kegiatan di sekolah. Pertama, kegiatan intrakurikuler atau kegiatan belajar yang biasa dilaksanakan di sekolah.

Kedua, kegiatan kokurikuler atau kegiatan untuk menguatkan, memperdalam, ataupun kegiatan pengayaan mata pelajaran yang sudah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler. Ketiga, kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat ke minat siswa dan pengembangan diri.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/04/04/13471571/wacana-pramuka-jadi-kokurikuler-fahira-idris-ide-ini-layak

Terkini Lainnya

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke