Salin Artikel

Mudik Lebaran yang Terasa Singkat, Besok Harus Bekerja Lagi...

JAKARTA, KOMPAS.com - Mudik dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah terasa begitu singkat bagi sejumlah perantau.

Rasa-rasanya, baru sebentar saja melepas rindu berbungkus silaturahmi dengan keluarga besar dan kerabat, kini harus kembali lagi ke tanah rantau untuk mengais rezeki.

Hal ini dirasakan Agung (20), pemuda asal Cianjur, Jawa Barat, yang baru tiba di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Minggu (14/4/2024).

"Sebenarnya penginnya sih mudik lebih lama. Tapi harus pulang hari ini, karena besok (Senin) sudah masuk kerja lagi," ujar Agung saat berbincang dengan Kompas.com. 

Agung bekerja di perusahaan percetakan di Jakarta Pusat. Ia mendapatkan cuti sekitar sepekan dari atasannya.

Ia pun berangkat mudik, Sabtu (6/4/2024) menggunakan bus dan sudah berada di kampung halamannya selama sepekan.

Agung memanfaatkan sepekan berharganya itu untuk bertemu dengan kedua orangtuanya serta adik dan kakaknya di rumah. Ia benar-benar menikmati waktu kembali ke rumah.

Selain itu, ia menyempatkan diri bersilaturahmi dengan paman, bibi, sanak keluarga yang lain, serta teman-temannya di kampung.

"Makanya sedih harus ninggalin kampung dan kembali ke Jakarta," ujar dia sembari membetulkan dudukan tas ransel di pundaknya.

Agung mengaku, di luar momen Lebaran, sebenarnya atasannya cukup baik hati memberikannya waktu cuti. Tetapi, Agung tahu diri. Sebagai pekerja baru, ia memilih menuntaskan tanggung jawab pekerjaannya terlebih dahulu dan mudik pada saat Lebaran saja. 

Salah satu obat kerinduannya selama perjalanan kembali ke tanah rantau adalah momen saat ia memberikan tunjangan hari raya alias THR bagi sanak saudaranya.

"Ya alhamdulilah sempat kasih THR ke sanak saudara. Senang banget sama momen itu," lanjut dia seraya tersenyum.

Hal serupa dirasakan Siti Nurlatipah (51), perantau dari Singaparna, Jawa Barat.

Ia merasa sedih karena hanya pulang kampung dalam waktu yang singkat. Pasalnya, seluruh keluarga Siti berada di Singaparna. Hanya ia, suami, dan anaknya saja yang merantau ke Jakarta.

"Sedih karena harus pisah lagi sama saudara-saudara," ucap dia. 

Ditambah lagi, Siti hanya bisa pulang kampung setahun sekali, yaitu saat momen Lebaran.

Padahal, ia ingin menghabiskan waktu yang cukup lama di kampung halamannya agar bisa berkumpul dengan seluruh anggota keluarganya.

"Setahun sekali kan ketemu keluarga. Penginnya lebih lama Lebaran-nya biar bisa kumpul dengan keluarga gitu," papar Siti.   

Mengutip Kompas.id, hingga H+2 Lebaran 2024, lebih dari setengah pemudik asal Jakarta dan sekitarnya belum kembali.

Dari total 575.191 unit kendaraan yang keluar ke Jawa Tengah dari Gerbang Tol Cikatama, hingga H+2 baru 200.586 atau 34,9 persen yang kembali melewati gerbang tersebut ke arah Jakarta.

Sementara, total jumlah kendaraan yang keluar Jakarta melalui jalan arteri perbatasan Kabupaten Bekasi dan Karawang sebanyak 589. 385 unit kendaraan, hingga H+2.

Jumlah ini berarti baru 22,8 persen kendaraan kembali lewat jalan itu menuju Jakarta. Kendaraan yang melintasi jalan arteri itu termasuk sepeda motor, mobil, dan bus.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/04/14/18590561/mudik-lebaran-yang-terasa-singkat-besok-harus-bekerja-lagi

Terkini Lainnya

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke