JAKARTA, KOMPAS.com - Yunda (24) salah seorang perantau asal Purwokerto begitu sedih karena tak bisa merayakan hari Lebaran di kampung halaman bersama kedua orang tuanya.
Dia baru bisa pulang ke kampung halaman setelah Lebaran selesai. Di Jakarta, dia hidup hanya dengan adiknya yang bernama Rosita (19).
"Sedih sih, hidup di tanah perantauan cuma berdua," tuturnya ketika berbincang dengan Kompas.com di Stasiun Pasar Senen, Selasa (14/4/2024).
Alasan Yunda dan Rosita tak bisa Lebaran di kampung halaman, karena tuntutan pekerjaan.
Yunda mengaku, baru mendapatkan cuti setelah H+6 Lebaran, ketika hari libur Lebaran kebanyakan orang sudah berakhir.
Meski sedih tak bisa bertemu orang tua di hari Lebaran, Yunda tetap bersyukur masih bisa memiliki kesempatan untuk mudik.
"Karena dari kerjaan juga saya cutinya baru sekarang, sekalian mengurangi euforia mudik juga, karena terlalu macet kalau hari H," sambungnya.
Rencananya, Yunda dan Rosita akan menghabiskan waktu selama satu minggu di Purwokerto.
Mereka ingin memanfaatkan waktu liburnya untuk bertemu dan berkumpul dengan orang-orang tersayang.
Selain itu, jika masih ada waktu luang, Yunda dan Rosita ingin pergi berlibur di sekitar kampung halamannya untuk melepas penat setelah setahun mencari pundi-pundi di Jakarta.
Transportasi yang dipilih kakak beradik ini untuk pulang kampung adalah kereta api.
"Karena kemarin sempat nanya-nanya tiket bus juga, itu habis. Lihat info siaran di televisi juga macet banget. Jadi, naik kereta aja," jelasnya.
Yunda mengaku, sempat kesulitan ketika memesan tiket kereta api karena aplikasinya yang terus loading.
Sejak awal April, Yunda sudah berusaha berburu tiket kereta api. Namun, semuanya habis.
Sampai akhirnya dapat tiket kereta setelah H+6 Lebaran di saat puncak arus balik pemudik terjadi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/04/17/07484091/kesedihan-yunda-lewatkan-momen-lebaran-di-tanah-perantauan-tanpa-orangtua