Salin Artikel

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemilik warung madura di Pondok Petir bernama Subaudi (32) tidak menampik bahwa ia dan rekan sesama penjaga warung seringkali melakukan panggilan video atau video call saat melayani pembeli.

Bahkan, panggilan video ini dilakukan hampir setiap hari.

“Hampir setiap hari (video call), pasti (video call),” kata Subaidi saat ditemui Kompas.com di Terminal Pondok Cabe, Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan, Rabu (17/4/2024).

Panggilan video ini kerap kali dia lakukan untuk menghilangkan rasa kantuk mengingat warung madura buka selama 24 jam.

Apabila tidak melakukan panggilan video dan hanya bengong sendirian di warung, menurut dia, potensi tertidur lebih besar.

“Mayoritas, biasanya teleponan sesama warung sembako madura yang buka 24 jam. Ya biar enggak ngantuk aja sih,” ujar Subaidi.

“Risiko kita buka 24 jam kan, jam-jam ngantuk. Kalau sudah ketiduran, potensi kejahatannya di situ,” lanjut dia.

Dia meyakini, kejahatan datang bukan karena direncanakan, melainkan adanya kesempatan.

“Video call juga biar sama-sama berkomunikasilah dari warung satu ke warung yang lain. Apalagi kan saudara sendiri (juga pemilik warung madura di Jabodetabek),” ujar dia.

Subaidi mengungkapkan, ada beberapa alasan yang membuat Warung Madura selalu buka selama 24 jam.

Alasan utamanya adalah memanfaatkan kehidupan kota yang seolah tidak pernah tidur. Penjual memanfaatkan sejumlah warga yang beraktivitas tanpa mengenal waktu.

“Kehidupan di kota itu kan 24 jam. Kalau istilah dulu, Jakarta enggak pernah tidur. Kalau di kampung, malam saja sudah sepi. Nah, di Jakarta, mana ada?” kata Subaidi.

Belum lagi, sejumlah anak muda di wilayah Jabodetabek kerap menongkrong hingga dini hari.

Saat malam tiba, mereka kerap kali mencari rokok atau minuman segar untuk teman bergadang.

“Anak-anak sekarang kan banyak yang entah itu nongkrong-nongkrong buat ngobrol dan bahkan mereka push rank (game) Mobile Legend. Nah, malamnya, kita hadir buat mereka,” ucap Subaidi.

Alasan lain warung madura tidak pernah tutup juga karena sedikit minimarket yang buka 24 jam.

“Iya. Jam malam itu, istilahnya, saingan atau kompetisi ini lebih mudah. Yang lain pada tidur, kita masih melek,” ungkap Subaidi.

Oleh karena itu, penjaga warung madura tidak boleh satu orang karena buka selama 24 jam. Setidaknya ada dua atau lebih orang untuk bergantian menjaga warung.

“Mayoritas itu, kalau warung sembako madura, enggak bisa sendiri, harus pasangan. Kalau enggak suami istri, ya biasanya cowok-cowok. Soalnya harus bagi waktunya,” imbuh Subaidi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/04/18/11581411/mengapa-penjaga-warung-madura-selalu-video-call-setiap-hari

Terkini Lainnya

Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingking Casis Bintara Nyaris Putus

Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingking Casis Bintara Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke