JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di toko bingkai Saudara Frame & Gallery, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, yang sempat terbakar pada Jumat (19/4/2024) malam.
Olah TKP dilakukan oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri untuk menguak penyebab kebakaran toko yang telah berdiri lebih dari satu dekade tersebut.
Pantauan Kompas.com, Senin (22/4/2024), olah TKP berlangsung kurang lebih selama 1,5 jam.
Petugas menyisir seluruh lantai yang ada di dalam toko dan mengambil beberapa sampel yang ditaruh di dalam plastik berwarna bening.
Sampel-sampel itu nantinya akan dibawa Puslabfor ke laboratoriumnya untuk dilakukan pengecekan secara scientific.
Mesin gerinda hingga serpihan besi dibawa
Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi mengatakan, ada lebih dari tiga jenis sampel yang dibawa Puslabfor setelah melakukan olah TKP.
Salah satu sampel yang dibawa adalah serpihan besi yang diduga merupakan pecahan dari alat kompresor.
Diketahui, ada dugaan bahwa alat kompresor yang meledak menjadi pemicu kebakaran di toko Saudara Frame & Gallery.
“Ada beberapa serpihan sisa kebakaran yang dibawa. Belum tahu dari alat kompresor atau bukan, tetapi dibawa dulu ke laboratorium untuk dicek,” ujar dia kepada wartawan di lokasi, Senin.
Kemudian, Puslabfor turut mengambil sebuah mesin gerinda yang ditemukan di lantai basement.
Mesin gerinda diambil karena ada informasi bahwa pekerja toko tengah memotong kayu sesaat sebelum peristiwa kebakaran terjadi.
Selain itu, beberapa jenis cairan yang ditemukan di dalam toko turut diambil sampelnya.
Cairan-cairan ini dibawa karena ada pekerja yang tengah menyemprotkan cairan anti rayap sebelum si jago merah mengamuk.
“Ada mesin gerinda, ada beberapa jenis cairan juga, dan ada sampel arang juga yang diambil. Jadi semuanya akan dicek di laboratorium supaya bisa diketahui apa penyebab kebakaran,” tutur dia.
Butuh waktu tiga pekan
Yossi mengungkapkan, Puslabfor Mabes Polri setidaknya membutuhkan waktu hingga tiga pekan lamanya untuk mengecek seluruh sampel yang diambil.
“Ada beberapa rangkaian atau proses uji laboratorium yang harus dilakukan oleh tim Puslabfor Mabes Polri, mungkin baru keluar hasilnya sekitar 2-3 minggu,” ungkap dia.
Hasil yang keluar, lanjut Yossi, bisa dipergunakan sebagai penguat penyelidikan terkait penyebab kebakaran.
“Nanti hasilnya sudah berupa kesimpulan terkait penyebab kebakaran,” tegas dia.
Penyebab tujuh korban tewas
Dalam peristiwa kebakaran ini, ada tujuh korban jiwa yang tercatat.
Lima korban diketahui adalah orang dewasa dan dua korban sisanya merupakan anak-anak. Yossi mengatakan, ketujuh korban itu diduga tak bisa menyelamatkan diri saat kebakaran terjadi.
Pasalnya, hanya ada satu pintu masuk dan keluar meski toko memiliki gedung setinggi lima lantai.
“Memang saat itu kondisi apinya sangat besar di pintu depan (lantai dasar) dan akses keluar-masuk hanya lewat sana,” ucap dia.
Maka dari itu, seluruh korban tak bisa berbuat banyak saat api mulai membakar habis lantai dasar.
Mereka akhirnya terjebak dan dinyatakan tewas saat ditemukan oleh petugas pemadam kebakaran (damkar).
“Jadi itu kendala terbesar korban, mereka tidak bisa keluar karena api besarnya di pintu masuk,” kata dia.
Kemungkinan ada tersangka
Yossi tak menutup kemungkinan pihaknya bakal menetapkan seseorang sebagai tersangka dalam peristiwa ini.
Namun, sampai saat ini, Unit Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Metro Jakarta Selatan belum sampai ke tahap itu.
Ia menyebut, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium yang akan dikerjakan Puslabfor Mabes Polri.
“Untuk sampai kepada kesimpulan itu (penetapan tersangka), tentu saja penyidik harus meminta hasil dari Puslabfor Mabes Polri, kesimpulannya apa. Selain itu, kami harus melakukan pemeriksaan secara komprehensif dari semua saksi,” tutup dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/04/23/09391921/menguak-penyebab-kebakaran-toko-saudara-frame-yang-memerangkap-tujuh