Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompor Buah Sawit dan Etanol yang Anti-Meleduk

Kompas.com - 16/03/2009, 23:02 WIB

Pada perut atas ini, api yang dihasilkan diarahkan menuju ke atas dengan pengaturan melalui lubang angin dari samping. Kemudian api difokuskan pada ujung sarangan terkecil yang berada di tengah sistem sarangan, sehingga panas yang dihasilkan terkosnetrasi/terpusat. Ini juga karena sarangan di tengah memiliki lubang yang berfungsi memusatkan api pada kompor.

Api yang dihasilkan dapat dibesar atua dikecilkan sesuai keinginan penggunannya. Harga kompor ini kami perkirakan antara Rp 70 ribu sampai rp 150 ribu per buah, tambah Bayu.

Butuh dua pohon sawit

Kompor sawit ini memang cocok untuk masyarakat pedesaan yang ada perkebunan sawit atau warga masyarakat yang memiliki dua pohon sawit. Satu kilogram buah sawit kering, dapat digunakan untuk memasak selama tiga sampai empat jam.

Satu pohon itu menghasilkan satu tandan buah sawit yang beratnya minimal 25 kilogram. Jadi kalau dua pohon, tersedia 50 kilogram buah sawit per bulan. Ini artinya dapat untuk masak selama 150 jam atau 50 hari kalau per harinya harus memasak selama tiga jam. Bayangkan kalau kita tidak usah lagi membeli minyak tanah atau elpiji, tuturnya.

Untuk kompor berbahan bakar etanol, Bayu juga memastikan, kompor itu anti meledak atau kebakaran. Sebab, gas yang untuk pembakarannya, baru dibuat saat kompor diaktifkan. Lain dengan kompor gas yang ada, dimana gas elpijinya sudah ada dalam tabung.

"Kami belum mempatenkan kompor gas etanol ini karena bentuk tampilan kompor masih akan kami sempurnakan. Tabung-tabung berisi cairan etanol dan bensin serta alat untuk menciptakan gelembung masih telanjang, belum kami buat dalam satu wadah yang kompak dan estetik," katanya.

Dia menambahkan, penciptaan kompor sawit dan kompor etanol itu karena ingin menciptakan kompor berbahan bakar alternatif dan juga menghidupkan kembali industri/ kerajinan kompor rakyat , yang mandek akibat penggunaan kompor minyak tanah berkurang drastis. (RTS)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com