Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Satu Pangeran Kembarku pun Buta

Kompas.com - 12/06/2009, 18:02 WIB

KOMPAS.com - "Saya tidak menyangka salah satu dari anak kembar saya buta. Saya menangis... Tapi saya harus berjuang untuk Jared," ujar seorang ibu bernama Yuliana Dharmadi, ketika ditemui di Puri Indah Mall, Jakarta Barat, Jumat ( 12/6 ).

Langit bagai runtuh ketika Yulia mengetahui salah satu dari anak kembarnya buta total. Foto USG menunjukkan syaraf mata anaknya, Jared Christophel, tak menyatu dengan retina. Menurut dokter, jarak ujung syaraf dengan retina terlalu jauh untuk disambungkan kembali. Kebutaan Jared baru diketahui saat anak kedua keluarga Kurniadi itu menginjak usia dua bulan.

Yulia dan suaminya, Kiki Kurniadi, menduga kebutaan Jared disebabkan kelalaian rumah sakit bertaraf internasional yang berada di Tangerang dalam mengawasi anak kembarnya saat diinkubator. Pada 26 Mei 2008 , Jared dan Jayden Christophel, lahir di RS OMNI Internasional Tangerang.

Keduanya lahir pada usia kandungan 33 minggu karena ketuban Yulia pecah. "Itu pun bukan karena kecelakaan atau jatuh. Saya pecah ketuban biasa," jelasnya.

Ketika keduanya lahir, dr F langsung menangani. Jared dan Jayden kemudian dimasukkan dalam inkubator selama 48 hari. Kepada Yulia, dr F memberitahukan kemungkinan adanya gangguan pada mata karena bayinya lahir prematur.

Yulia pun meminta agar ada dokter spesialis mata anak yang menangani putranya. Kemudian dr F mengatakan dokter spesialis mata anak rumah sakit tersebut sedang keluar negeri.

"Saya lihat tidak ada semangat untuk mencarikan dokter lain. Lalu, 6 Juli 2008 saya pulang dan 28 Juli saya baru dapat surat rujukan konsultasi mata dan imunisasi pertama. 1 Juli 2008 saya datang ke klinik mata Nusantara, ternyata anak saya terkena retinopathy of prematurity (ROP)," jelasnya.

Menangis, itu yang pertama dilakukannya sebagai ibu. Dia tak menyangka anaknya terkena ROP. Apalagi Jared menderita ROP stadium empat berjalan lima. Menurut referensi dari internet, ROP hanya diderita bayi prematur yang lahir pada usia kandungan di bawah 31 minggu.

Sementara mata anak kembarnya yang lain, Jayden Christophel, harus memakai kacamata silindris 2,5 (kanan-kiri) seumur hidupnya.

Yulia bahkan harus menghadapi amukan suaminya. Suaminya menyesalkan kenapa Yulia memilih rumah saksit internasional tersebut sebagai tempat melahirkan. Padahal, Yulia tidak melahirkan anak pertamanya, Jason (11), di situ.

"Saya bilang, mas saya pikir karena anak saya kembar. Jadi saya ingin melahirkan di rumah sakit berstandar internasional," kata dia.

Setelah tahu keduanya terkena ROP, Yulia kemudian mengajukan protes tertulis ke rumah sakit terkait pada Maret 2009 . Kemudian, perwakilan RS itu datang ke rumah Yulia untuk melakukan survei keadaan Jared.

Tak berapa lama, Yulia diundang untuk bertemu komite medik RS tersebut. "Tapi saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan. Saya inginkan permohonan maaf dari dr F. Namun, surat dr F hanya berisi sanggahan dan saya tidak boleh mendapat surat itu," tuturnya.

Oleh karena itu, Yulia menuntut rumah sakit baik secara pidana maupun perdata. Yulia mengaku bukan masalah nominal yang dipermasalahkannya. Dia hanya tidak ingin ibu-ibu lain menghadapi musibah yang sama.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com