Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Tua Tak Bisa Diharapkan, Kelompok Anand Rekrut Anak Muda

Kompas.com - 08/03/2010, 15:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dani K Budi (16), adik Tara Pradibta Laksmi (19), ternyata juga pernah aktif dalam kegiatan Yayasan Anand Ashram milik guru spiritual Anand Krishna. Menurut dia, memang terjadi doktrinasi yang dilakukan oleh Maya Safira selaku ketua yayasan kepada murid-murid.

"Maya katakan, untuk guru (Anand) harus 100 persen, enggak boleh 90 persen. Saya saat itu dalam keadaan setengah sadar dan tidak bisa melawan," ucap Dani kepada Kompas.com di Jakarta, Minggu (7/3/2010).

Dani mengaku mulai ikut kegiatan Anand saat open house pada tahun 2008. Pelajar SMA itu memutuskan keluar dari program Anand pada bulan Juni 2009 setelah melihat berbagai kejanggalan dalam ajaran Anand dan perubahan perilaku kakaknya. Tara saat itu lebih memilih yayasan dibanding keluarga dan kuliah.

Dani adalah salah satu peserta dari sekitar 30 orang yang mengikuti acara Following The Master di Padepokan One Earth di Ciawi, Bogor. Acara itu digelar selama tiga hari pada bulan Maret 2009. Peserta yang hadir berusia antara 12 dan 25 tahun.

Dalam rekaman kegiatan di Ciawi yang diterima Kompas.com, para peserta diajarkan baris-berbaris oleh Maya. Menurut Dani, kegiatan itu untuk mendidik murid agar siap dan sigap jika Anand memerlukan murid. "Kalau guru perintahkan tidak boleh bertanya atau berkomentar," ungkapnya.

Dani menjelaskan, Maya mengatakan kepada para peserta bahwa orang-orang tua sudah tidak bisa diharapkan untuk melanjutkan progam-program yayasan. "Orang tua dianggap gagal dan harapan terakhir (adalah) anak-anak. Kami diajarkan, kalau orangtua melarang ikut kegiatan, dilawan saja," ujar dia.

Salah satu mantan orang dekat Anand yang tidak ingin diketahui identitasnya mengatakan, kelompok Anand baru merekrut anak-anak sebagai murid baru pada tahun 2008. "Tahun 1990-an belum ada retret anak. Tahun 2004 memang ada Yoga For Kids, tapi tidak ada ceramah, hanya untuk kesehatan, main-main," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com