Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Masak, Ibu Icip-icip ...

Kompas.com - 26/09/2010, 11:28 WIB

Erwin, mantan penyiar radio Prambors yang kini masih aktif di dunia penyiaran ini, tak pernah tebersit rasa rikuh main-main di dapur. Dia justru bangga dengan keahlian memasaknya. Teman-temannya pun senang karena sering diundangnya untuk icip-icip.

”Anak laki-laki saya yang kedua, Marcio (8), juga punya minat sama. Sekarang sudah jago bikin nasi goreng. Saat kami makan di restoran, dia suka masuk dapur nonton kesibukan juru masak,” tutur ayah empat anak itu.

Doyan dan terdesak Tak hanya pada laki-laki yang berkeluarga, hobi masak juga menjangkiti lelaki lajang. Pendorongnya apalagi kalau bukan hobi makan enak. Muda, lajang, doyan makan, jago masak.

”Saya doyan makan enak di restoran, tetapi lama-lama berasa mahal juga ya. Jadi, ya sudah, nyoba bikin sendiri,” ujar Michael Benjamin (26), pria lajang yang tinggal dan bekerja di Bandung, Jawa Barat.

Michael bersama para sobat laki-lakinya yang masih lajang, Rachmat Lianda (23), Uentung Wijaya (26), Sigit Wijanarko (30), dan Avner Malendes (22), kini kerap memasak bersama atau bergantian, lalu saling mencicipi hasil masakan masing-masing. ”Kami makan enak dengan biaya jauh lebih murah,” kata Michael.

Saking senangnya dengan masak-memasak, Michael sampai membuat blog boyscancook.posterous.com. Di situ, dia memamerkan berbagai masakan sederhana yang pernah dicobanya, berikut resep, cerita, dan foto masakannya, mulai dari makanan utama sampai pencuci mulut.

”Sekarang masih terus belajar kok. Jadi, sering beli buku resep, browsing resep di internet, dan beli-beli peralatan masak. He-he-he...,” kata Michael.

Michael kian bangga dengan kebisaannya memasak ketika teman-teman perempuannya pun memberi apresiasi, malah kerap minta dimasakkan olehnya.

Mahir memasak juga bisa diawali karena terdesak. Seperti pengalaman Mohammad Riza Widyarsa (33), dosen di salah satu universitas di Jakarta. Riza kini dikenal di keluarga besarnya jago bikin nasi kebuli. Saban Lebaran, nasi kebuli bikinannya menjadi pelengkap kehangatan acara kumpul kerabat.

”Awalnya sih terpaksa karena tinggal di asrama waktu kuliah di Oklahoma (Amerika Serikat) tahun 1998. Harus mandiri. Bersama teman-teman belajar masak, dari sop buntut sampai rendang dari kambing,” kenang Riza.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com