Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MTI: Segera Tambah Armada Transjakarta

Kompas.com - 03/03/2011, 21:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya mengurai kemacetan lalu lintas di Jakarta tidak harus fokus pada rencana dan program jangka panjang yang rumit. Maksimalkan moda transportasi yang sudah ada menjadi solusi jangka pendek terbaik yang dibutuhkan masyarakat saat ini.

"Jika ingin mengurai kemacetan, maksimalkan layanan angkutan umum. Jumlah bus Transjakarta segera ditambah, kualitas dan layanan KRL ditingkatkan. Sesederhana itu," ungkap Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Ir Muslich Zainal Asikin, di Kantor MTI, Jakarta Pusat, Kamis (3/3/2011).

Sejumlah program dan rencana proyek jangka panjang yang dicanagkan Pemprov DKI Jakarta, di antaranya Mass Rapid Transport (MRT) dan sistem transportasi terpadu, menurut Muslich, jangan sampai terlalu menjadi fokus. Hal itu bisa mengabaikan kebutuhan riil yang mendesak saat ini. "Lagi pula realisasinya kosong atau proyek terus ditunda," kata Muslich, sambil membenarkan istilah "pepesan kosong" yang diucapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Yang paling dibutuhkan masyarakat saat ini, kata Muslich, adalah penambahan armada Transjakarta. Dengan adanya penumpukan dan antrian calon penumpang di shelter-shelter bus Transjakarta, banyak warga kembali menggunakan kendaraan pribadi. "Apalagi setelah 9 jalur bus reguler dihentikan dan kualitas layanan KRL tak kunjung membaik. Banyak warga jadi kesulitan mendapatkan sarana transportasi publik yang cepat," tambahnya.

Peralihan penumpang bus Transjakarta dan penumpang bus reguler ke kendaraan pribadi membuat upaya jangka pendek mengatasi kemacetan mengalami kemunduran. "Orientasi awal bus Transjakarta kan untuk menarik pengguna kendaraan pribadi ke transportasi publik, agar bisa mengurangi jumlah kendaraan di jalan raya. Nah, yang terjadi saat ini justru kemunduran," paparnya.

Hilangnya kenyamanan layanan bus Transjakarta, seperti antrian panjang calon penumpang, jadwal bus yang tidak teratur, dan suasana berdesakan dalam bus, menurutnya butuh  solusi yang tidak rumit. "Tambah jumlah bus. Jika tidak, akan lebih banyak warga yang beralih menggunakan kendaraan pribadi," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com