Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamil 3 Bulan Nekat Kawin Kontrak

Kompas.com - 10/06/2011, 09:48 WIB

Kepada petugas, F mengatakan bahwa wanita mana yang bisa secara sukarela bekerja seperti ini. "Kalau orangtua saya mampu, tak sudi saya melakukan ini," ujar F.

Perkenalannya dengan pria Arab dilakukan melalui pembantu sang turis yang dia kenal sebelumnya. "Selama delapan bulan, saya menjalani profesi ini. Sudah 11 laki-laki Arab saya nikahi. Usia kawin kontrak saya dengan mereka paling pendek tiga minggu dan paling lama satu bulan," ujarnya.

Lain halnya dengan Ima (32) yang juga ikut terjaring razia. Saat ditanya, Ima membantah telah melakukan kawin kontrak. Warga Jakarta Timur itu mengatakan, dia berada di villa T karena berprofesi sebagai agency.

"Saya ini agency yang selalu mengantar tamu asal Timur Tengah ke Puncak. Mereka kalau mau datang ke Indonesia selalu telepon saya. Jadi, tugas saya sebatas menyediakan tempat penginapan. Tentang ada wanita lalu dilakukan kawin kontrak, saya tidak tahu," kata janda beranak satu itu.

Camat Cisarua Teddy Pembang mengatakan, semua wanita yang terjaring langsung didata, lalu diberi bimbingan rohani. Mereka juga diminta untuk membuat surat pernyataan tidak akan kembali lagi menghuni kawasan Puncak untuk menjajakan diri dan melakukan kawin kontrak.

"Saya sangat terpukul melihat kenyataan ini. Mereka itu bukan asli warga saya, melainkan dari luar Kecamatan Cisarua. Makanya, kalau mengulangi perbuatannya dan tertangkap, mereka akan saya kirim ke panti sosial," kata Teddy.

Musim kawin kontrak

Seperti tahun-tahun sebelumnya, bulan Mei dan Juni ini merupakan musim kawin kontrak karena para turis asal Timur Tengah, terutama dari Arab Saudi, Irak, dan Iran, berlibur ke kawasan Puncak, Jawa Barat. Mereka biasanya menghabiskan waktu liburan di kawasan tersebut hingga tiga bulan ke depan.

Selama musim liburan itu, para turis tersebut tinggal di sejumlah hotel dan wisma di daerah Tugu Selatan dan Tugu Utara, Kecamatan Cisarua. Karena terjadi setiap tahun, warga setempat kerap menyebutnya sebagai "musim Arab".

"Mereka selama ini tinggal di daerah Warung Kaleng, Tugu Utara. Di sini juga terdapat wilayah yang dinamakan perkampungan Arab," kata seorang warga Kampung Sampai, Tugu Utara.

Selain berwisata menikmati keindahan Puncak atau berbelanja, tidak sedikit turis asing yang berperilaku nakal selama berlibur di kawasan Puncak. "Sebagiannya sering 'jajan' atau memesan perempuan. Sebagian lagi ada saja yang melakukan kawin kontrak dengan warga sekitar, dengan biaya antara Rp 5 juta dan Rp 10 juta. Itu baru mahar, belum kebutuhan sehari-hari lainnya yang pasti dicukupi oleh si turis itu," ujar warga lainnya. (wid)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com