Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Inspektur Jenderal Sutarman, yang Senin (11/7) ini akan menyerahkan secara resmi kepemimpinan Polda Metro Jaya kepada Inspektur Jenderal Untung Suharsono Rajab, berharap penanganan masalah tersebut terus dilanjutkan dan dikembangkan.
Dari empat masalah tersebut, menurut Sutarman, pemberantasan premanisme yang sangat sulit. ”Premanisme di sini jadi bagian dari pekerjaan. Orang mencari nafkah dari premanisme. Kalau sudah berkaitan dengan kepentingan mempertahankan hidup, apa pun akan dilakukan. Ini yang membuat kenapa premanisme sulit diberantas,” tutur Sutarman, kemarin.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Baharudin Djafar mengatakan, dari tahun ke tahun ada kecenderungan peningkatan pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas. Hingga Mei 2011, tercatat 450.495 kasus pelanggaran, sedangkan kecelakaan lalu lintas mencapai 3.288 kasus dengan 487 korban meninggal dunia dan 1.019 orang luka-luka berat. Kerugian material mencapai Rp 7,14 miliar.
Menyadari masih minimnya personel kepolisian, sebagian besar warga sudah mengusahakan pengamanan sendiri. Kondisi ini menyuburkan tumbuhnya jasa pengamanan swasta, baik di permukiman maupun kawasan pertokoan atau hotel.
Kompleks permukiman di Kelapa Gading, Jakarta Utara, misalnya, mengandalkan petugas keamanan yang mereka kelola secara swadaya.
Di RW 13 Kelurahan Kelapa Gading Timur dikerahkan 18 tenaga keamanan untuk mengawasi 396 rumah dan rumah toko di lingkungan itu. Setiap hari, personel keamanan itu dibagi untuk berjaga di setiap sudut pintu masuk permukiman dan patroli keliling.
Komandan regu keamanan di RW tersebut, Sobari, mengatakan, seminggu sekali mereka diberi latihan karate dan trik menghadapi orang asing.
”Kami dilatih oleh seorang anggota militer. Anggota militer itu menjadi koordinator kami,” tuturnya.