Fikri Boleh Sekolah Tanpa Seragam

KOMPAS.com - Choiril Fikri (8,5) dan adiknya, Amelia Meta Fiana (7) yang akrab dipanggil Lia gembira setelah guru masing-masing yang mereka temui, mengijinkan keduanya masuk sekolah tanpa seragam.

Keduanya diantar nenek mereka, Maryana (48), ke SD Negeri 3 Bali Mester di Jalan Matraman Raya 177, Jatinegara, Jakarta Timur. Ketiganya berjalan dari tenda pengungsian ke sekolah. Mereka tiba di sana pukul 13.45 WIB.

Di lobi dalam, Maryana disambut peluk cium beberapa ibu para murid. Setelah itu bersama kedua cucunya ia menemui guru Fikri, Ibu Ria di kelas 3A yang sedang mengajar. Dari sana, Maryana menemui guru Lia, Ibu Haryanti di kelas 2A.

"Alhamdulillah, dua cucu saya mulai besok sudah bisa mengikuti pelajaran lagi meski belum punya pakaian seragam. Kata kedua guru, 'Pakai pakaian seadanya saja dan bawa satu buku tulis kosong serta alat tulis'. Saya senang mendengarnya," kata Maryana.

Ia mengatakan, selain Fikri, Lia juga tergolong cucu yang pandai. "Memang Fikri lebih pandai dari adiknya. Tapi adiknya juga masuk tiga besar lho?" Kata Maryana.

Saat ke luar dari sekolah pukul 14.15 WIB, para pedagang kakilima berhamburan masuk halaman sekolah karena ada penertiban. Suasana menjadi hiruk pikuk.

Fikri dan Lia berkali-kali nyaris ditabrak gerobak para pedagang yang ketakutan ditertibkan. Meski demikian, mereka terus tersenyum. Saat ditanya mengapa mereka terus tersenyum? Fikri menjawab, "Soalnya besok Fikri boleh sekolah lagi".

Pedagang kelapa

Sesampainya di tenda pengungsian, Maryana bercerita. Ia hidup bersama delapan cucunya. Tiga cucu diantaranya adalah anak almarhum Yulianti (24). Maryana beranak sembilan. Dua diantaranya meninggal.

"Dari ketujuh anak yang hidup, anak saya kelima, Yulianti, adalah anak terpandai di sekolah. Jadi saya tidak heran kalau dua diantara tiga anak Yulianti yaitu, Fikri dan Lia, juga pandai," tuturnya.