Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blok M Mencoba Berbenah

Kompas.com - 10/08/2011, 04:09 WIB

Jika mau membandingkan, lanjut Syahrul, coba saja lihat kawasan Senen dan Tanah Abang di Jakarta Pusat, Jatinegara di Jakarta Timur, atau Pasar Minggu yang sama-sama di Jakarta Selatan. Tentu harus diakui, kawasan Blok M jauh lebih tertata dan nyaman dibandingkan dengan keempat kawasan pasar besar di Jakarta itu.

”Pertama, tentang premanisme, perlu pendekatan personal dengan para pemimpin kelompok selama bertahun-tahun sebelum akhirnya mereka bisa tunduk pada aturan yang berlaku. Sebagai contoh, masalah parkir. Di Melawai adalah satu-satunya tempat di Jakarta yang berlaku sistem satu tiket, satu pembayaran untuk parkir on street maupun off street,” kata Syahrul.

Direktur Operasional Blok M Square Panailian Simanjuntak mengatakan, sekarang juga sudah ada estate management, yaitu kerja sama antarpengelola pusat belanja di Blok M dalam menjaga keamanan kawasan tersebut secara bersama-sama.

Pedagang kaki lima yang memenuhi emper jalan, kini, juga dibersihkan dari ruas-ruas jalan di Melawai. Mereka ditampung di Blok M Square, versi modern dari Pasar Blok M yang terbakar 29 Agustus 2005, atau di ruko-ruko yang bertebaran di kawasan ini.

”Kawasan ini juga hidup 24 jam dengan berbagai aktivitas pedagang kaki lima dan pedagang pasar tradisional. Di lantai dasar, dengan penataan ruangan setengah terbuka, ada pasar basah. Kami juga menampung pelukis jalanan untuk tetap berkarya di emperan gedung kita, jadi tidak panas dan tidak membuat jalan raya sekitar Blok M kumuh,” ujar Panailian.

Selain pelukis jalanan, pada malam hari penjual makanan juga menggelar dagangannya dan melayani pelanggan dengan sistem lesehan. Sekitar pukul 02.00 hingga menjelang matahari terbit, giliran para pedagang kue subuh beraksi di sini.

Blok M adalah satu-satunya tempat di Jakarta yang berdekatan dengan ruang terbuka hijau, Taman Ayodya. Dari taman ini menuju Blok M sepanjang sekitar 1,4 kilometer tersedia jalur sepeda pertama.

Setengah-setengah

Meskipun demikian, pembenahan di Blok M masih dipandang miring sebagian ahli tata kota ataupun pemerhati lingkungan. Nirwono Joga, arsitek lanskap dan pengamat perkotaan, menilai, Taman Ayodya kurang tepat disebut ruang terbuka hijau karena dalam perhitungan rasio yang kasatmata, taman ini lebih banyak didominasi lapisan semen/conblok.

Menurut Penggiat bike to work Toto Sugito, jalur sepeda yang ada pun tidak menjawab kebutuhan pesepeda di Jakarta karena pendeknya lintasan dan belum terhubung ke area perkantoran tujuan para pesepeda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com