Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kado Apartemen bagi Pengibar Pertama

Kompas.com - 17/08/2011, 14:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lama tak ada perhatian dari pemerintah, pihak swasta pun akhirnya tergerak memberikan bantuan kepada pengibar bendera Merah Putih pertama Republik Indonesia (RI), Ilyas Karim. Ilyas mendapat bantuan sebuah apartemen di Kalibata City setelah belasan tahun tinggal di rumah sederhana yang terletak di pinggir rel Jalan Rawajati Barat, Kalibata, Jakarta Selatan.

Satu unit apartemen itu merupakan pemberian dari pengembang Kalibata City, PT Pradani Sukses Abadi. Upacara simbolis serah terima kepada Ilyas dilakukan bertepatan pada peringatan HUT Ke-66 Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2011. Penyerahan dilakukan oleh Wakil Gubernur DKI Prijanto dan CEO Kalibata City, Budi Yanto Lusli.

Dalam sambutannya, Prijanto mengatakan, pemberian unit apartemen sebagai kado kepada sang pejuang merupakan salah satu bentuk kepedulian dari seseorang dan sekelompok orang terhadap perjuangan Ilyas Karim selama ini. Kondisi memprihatinkan yang dialami Ilyas ini diketahui Prijanto setelah bertemu dengan para pejuang veteran dua tahun lalu di Balai Agung.

"Saya ingat bertemu dengan para pejuang veteran sekitar dua tahun lalu di Balai Agung. Setelah selesai acara, Pak Ilyas ini menceritakan kondisi rumahnya," ungkap Prijanto, Rabu (17/8/2011) di Kalibata City, Jakarta.

Setelah mendengarkan cerita Ilyas, Prijanto berjanji akan mencarikan bantuan rumah bagi pria kelahiran Padang Pariaman tersebut.

"Saya kemudian tanya kepada Kadis Tata Ruang, minta tolong kalau ada pengembang yang mau berbaik hati, akhirnya Kalibata City yang menyanggupi dua tahun kemudian," kata Prijanto.

Prijanto menjelaskan, pemerintah tidak dapat memberikan bantuan rumah lantaran memerlukan proses yang panjang. "Bisa saja sebenarnya tapi panjang sekali, harus ada persetujuan legislatif dan masuk ke dalam APBD. Akan sangat lama kalau menunggu pemerintah," ujar Prijanto.

CEO Kalibata City, Budi Yanto Lusli, menuturkan, pemilihan Ilyas Karim sebagai penerima satu unit apartemen lantaran hanya Ilyas lah saksi hidup pengibar bendera Merah Putih pada tanggal 17 Agustus 1945 yang kini masih ada.

"Sayangnya di usia 84 tahun sekarang, pria sepuh yang pernah jadi pasukan perdamaian di Lebanon dan Vietnam pada 1979 itu justru menikmati hidupnya di pinggir rel Kalibata," kata Budi.

Dia melanjutkan, apresiasi yang diberikan kepada Ilyas ini tak bisa dibandingkan dengan jasa beliau. "Pria ini seharusnya hidup layak. Sebab pria benama Ilyas Karim ini adalah pelaku sejarah penting. Dialah pengibar pertama sang saka Merah Putih pada 17 Agustus 1945. Kami sebagai pengembang, inilah cara kami mengisi kemerdekaan RI," tutur Budi.

Setelah itu, Ilyas Karim pun maju ke hadapan para pengunjung dan sejumlah pejabat DKI. Dengan seragam safari berwarna hijau, pria ini tampak tertatih-tatih berjalan menggapai panggung, kelopak matanya pun tak lagi kuat terbuka. Namun, ketika dia mulai berbicara, suara lantangnya langsung menegaskan semangatnya yang tak lekang dimakan umur.

"Merdeka!" kata pertama yang dia pekikan saat itu.

Ia melanjutkan sambutannya dengan berterima kasih kepada semua pihak. Baginya, mendapatkan sebuah apartemen bagai mimpi di tengah siang bolong. "Tidak sangka ada perhatian dari Kalibata City dan Wagub. Saya terima kasih, saya tidak sangka saat dapat satu kamar dari bangunan ini," tandasnya.

Nama Ilyas Karim memang tidak terlalu dikenal publik apalagi bagi mudi-mudi zaman sekarang. Namun, ialah saksi penting dari peristiwa bersejarah pengukuhan kemerdekaan RI pada  17 Agustus 1945 di rumah Bung Karno, Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta Pusat.

Sebuah foto menjadi bukti keterlibatan Ilyas dalam peristiwa monumental itu. Di dalam foto upacara pengibaran bendera Merah Putih pertama kali, dua pengibar bendera tampak dikelilingi oleh Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Fatmawati, dan Rahmi Hatta. Pemuda pengibar bendera yang bercelana pendek itulah Ilyas Karim. Sementara seorang lagi merupakan Sudanca Singgih yang kini sudah meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com