Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Pembunuh Mayat dalam Kardus Kehilangan Sosok Ayah

Kompas.com - 24/10/2011, 10:27 WIB
Windoro Adi

Penulis

Lia masih meragukan tersangka pedofil (berhasrat seksual kepada anak-anak) meski tersangka memerkosa korban. "Pelaku pedofil harus memiliki riwayat sehingga dia menjadi pedofil seperti pada kasus Babe si pembunuh anak-anak jalanan," tuturnya.

Lia menduga, Rachmad memerkosa dan membunuh ES karena ingin memuaskan hasrat kekuasaannya setelah tersangka merasa harga dirinya direndahkan. Kematian korban menjadi ujung pemuasan nafsu kekuasaan tersangka.

"Kebrutalan Rachmad saya pastikan karena dia kehilangan sosok ayah. Saya menduga dia waras dan brutal. Bukan psikopat atau terganggu jiwanya," tandas Lia.

Menurut dia, tim psikolog Polri perlu memastikan, tersangka hiperseks atau tidak. Hal ini untuk menjelaskan tingkat kejahatannya. "Menurut catatan laporan tahunan kejahatan dunia tahun 2007, kejahatan brutal dipicu mental illness dan persoalan seks," kata Lia. Ia mengaku tidak memiliki catatan serupa di Indonesia.

Helmy yang dihubungi terpisah kemarin mengatakan, pemeriksaan kejiwaan tersangka Rachmad akan dilakukan pekan depan. "Permintaan pemeriksaan ke Biro SDM (Sumber Daya Manusia) Polda Metro, Senin. Tim ditetapkan kepala biro. Yang menyiapkan bagian psikologi biro tersebut," tuturnya.

Helmy mengatakan, anggota tim harus menjadi bagian dari Polri karena pemeriksaaannya pro justitia. "Anggota tim bisa melulu dari Polda Metro atau gabungan dengan anggota dari Mabes Polri," ujarnya.

Menyinggung soal pelaku kejahatan yang kehilangan figur ayah, ia mengakui punya banyak pengalaman di lapangan. "Tapi, karena itu bukan kompetensi saya, silakan bertanya kepada tim psikolog," tegas Helmy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com