Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HIV/AIDS Tidak Mudah Menular

Kompas.com - 15/12/2011, 14:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sampai saat ini perlakuan diskriminatif terhadap orang dengan HIV/AIDS di tengah-tengah masyarakat tampaknya masih sangat sulit untuk di hilangkan. Padahal, penularan HIV/AIDS tidaklah semudah yang dibayangkan.

Demikian disampaikan oleh Dr. Nafsiah Mboi, Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Nasional, dalam acara bertajuk Menciptakan Lingkungan Tempat Kerja yang Harmonis dengan "Positive Prevention" Positif, Tetap Produktif, di Jakarta Kamis, (15/12/2011).

"Banyak orang yang menganggap ini penyakit mematikan, penyakit pendosa, dan gampang menular. Padahal informasi ini tidak benar dan tidak sesuai," katanya.

Nafsiah juga menyayangkan masih banyaknya mitos-mitos keliru di tengah masyarakat terkait penularan virus HIV/AIDS. Ia membantah mitos menyesatkan yang mengatakan bahwa penularan HIV dapat terjadi melalui tusuk gigi dan pisau cukur bekas rambut, yang selama ini sering ditakutkan oleh masyarakat.

"Tusuk gigi tidak. Pisau cukur salon asalkan dibersihkan juga tidak bermasalah. Karena virus ini jika ada di udara luar dia akan mati. Virus ini tidak mudah menular," tegasnya.

Nafsiah mengungkapkan bahwa masyarakat harus betul-betul memahami jalur penularan HIV agar tidak ada ketakutan yang berlebihan terhadap ODHA. Penularan HIV hanya akan terjadi melalui hubungan seks berisiko atau tanpa kondom, transfusi darah, alat suntik yang dipakai secara bergantian dan melalui ibu hamil terinfeksi HIV positif.

Intinya, masyarakat tidak perlu khawatir akan tertular virus HIV jika penyampaian edukasi soal HIV/AIDS tersampaikan dengan benar. "Informasi ini belum sampai ke semua orang. Untuk menghapus ketakutan tidak mudah, kecuali kita terus menerus mengatakannya," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com