Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerkosaan Bukan di Angkot

Kompas.com - 24/01/2012, 03:34 WIB

”Masih banyak keterangan yang belum lengkap karena korban masih trauma berat. Namun, kejadiannya bermula pada Jumat malam saat korban berencana berkunjung ke rumah kerabatnya di Pamulang, Ciputat. Korban yang tengah libur kuliah berencana menginap di rumah kerabatnya itu,” kata Rikwanto lagi.

Setelah naik angkot jurusan Tangerang-Ciledug, korban turun dari angkot itu di dekat Pasar Kebayoran Lama. Sebab, ia harus berganti angkot ke Pamulang dengan angkot jurusan Kebayoran Lama-Ciputat.

”Dia sangat lemah. Kami ingin memulihkan kondisi mentalnya dahulu. Hari ini sudah ada psikolog yang mendampinginya,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Budi Irawan.

Lantaran mentalnya sedang terganggu, kata Budi, Jsm belum dapat memberikan keterangan maksimal. Selain psikolog, tim penyidik juga meminta orangtua korban mendampingi. Sampai Senin petang, katanya, orangtua Jsm sedang dalam perjalanan dari Riau menuju Jakarta. Jsm merupakan mahasiswa akademi kebidanan di kawasan Jakarta Selatan.

Tidak aman

Erita Nurhetali, Koordinator Psikologi Terapan Intervensi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, menyayangkan minimnya keamanan di ruang publik. Akibatnya, perempuan sering menjadi korban tindak kekerasan.

Komisi Nasional Anti Kekerasan Perempuan (Komnas Perempuan) meminta semua pihak, termasuk Presiden, mendesak pihak berwenang agar serius menangani kasus ini. Kepolisian diminta melakukan terobosan radikal untuk pencegahan dan penanganan agar kasus serupa tak terulang. Instansi terkait wajib memberikan perlindungan dan jaminan perawatan medis ataupun pemulihan trauma bagi korban.

”Kementerian Perhubungan, termasuk Dinas Perhubungan DKI, wajib berbenah, termasuk dalam pengamanan fasilitas naik-turun penumpang, sehingga bisa memulihkan rasa aman perempuan,” kata Ketua Kompas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah. (NDY/NEL/RTS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com