Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Citra AS di Afganistan Hancur

Kompas.com - 13/03/2012, 02:35 WIB

KABUL, SENIN - Citra Amerika Serikat di Afganistan makin hancur setelah insiden penembakan oleh tentara AS yang menewaskan 16 warga sipil di Kandahar, Minggu (11/3). Peristiwa ini dikhawatirkan akan memicu aksi balas dendam.

Parlemen Afganistan, Senin (12/3), menuntut prajurit AS yang terlibat dalam peristiwa tragis itu diadili secara terbuka di Afganistan. ”Kami benar-benar menuntut dan mengharapkan Pemerintah Amerika Serikat menghukum para pelaku dan mengadili mereka di hadapan rakyat Afganistan,” cetus majelis rendah Parlemen Afganistan dalam pernyataan resmi.

Parlemen menyebut insiden pembantaian itu ”brutal dan tidak berperikemanusiaan”, dan menyatakan rakyat Afganistan sudah kehilangan kesabaran atas sikap pelecehan dari pasukan asing di negara tersebut.

Presiden Afganistan Hamid Karzai mengecam peristiwa yang ia sebut ”tak termaafkan” tersebut. ”Saat rakyat Afganistan dibunuh secara sengaja oleh pasukan AS, maka itu adalah aksi pembunuhan dan teror, dan tak termaafkan,” ujar Karzai.

Dalam pernyataan resminya, Karzai menyebutkan, dari total 16 korban, 9 di antaranya adalah anak-anak dan 3 lainnya perempuan. Sebagian korban dibakar setelah ditembak dari jarak dekat.

Para korban luka mengatakan, prajurit AS memasuki rumah mereka di tengah malam, membangunkan penghuni rumah, kemudian mulai menembaki mereka di bagian wajah.

Peristiwa itu terjadi di Desa Balandi dan Alkozai di Distrik Panjwai, sekitar 35 kilometer dari Kandahar City, ibu kota Provinsi Kandahar, Afganistan selatan, Minggu dini hari. Pelaku berasal dari sebuah pangkalan militer AS yang berjarak sekitar 500 meter dari dua desa itu.

Jumlah pelaku penembakan masih belum jelas. Pihak Kedutaan Besar AS di Kabul, Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF), dan para pejabat di Washington DC berkeras pelaku penembakan itu hanya satu prajurit. Prajurit itu langsung menyerahkan diri pagi harinya dan kini ditahan di sebuah pangkalan NATO di Afganistan.

Namun, sebagian pejabat Afganistan dan penduduk setempat mengatakan pelakunya lebih dari satu prajurit AS. Beberapa tetangga rumah yang diserang mengatakan mendengar suara tembakan dari berbagai arah dan melihat dua kelompok prajurit.

Presiden AS Barack Obama dan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta menelepon Karzai untuk menyampaikan belasungkawa dan rasa terkejut mereka atas pembantaian itu. ”Insiden ini tragis dan mengejutkan, dan tidak mewakili karakter istimewa militer kami dan rasa hormat AS kepada rakyat Afganistan,” tutur Obama dalam pernyataan resmi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com