”Memang sudah menjadi kecenderungan di berbagai belahan dunia bahwa urbanisasi terus terjadi sehingga perpindahan penduduk dari desa ke kota atau kawasan sekitar kota makin membengkak,” katanya.
Di China, saat ini, hampir 50 persen penduduk hidup di perkotaan atau pinggiran yang bisa disebut kawasan urban. Di Jakarta dan kota besar lain di Indonesia, kondisi serupa terjadi.
Meski secara administratif bukan bagian dari Jakarta, penduduk di pinggiran itu sehari-hari menjadi beban Jakarta. Akhirnya, Jakarta dipaksa menyediakan fasilitas transportasi dan infrastruktur lain agar kebutuhan warga luar itu terpenuhi.
Hasilnya, dengan jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa saat ini saja, Jakarta sudah keteteran. Bagaimana jika dalam 10-20 tahun ke depan jumlah penduduk itu berlipat dua?
Keberadaan kampung-kampung di tengah Jakarta juga masih menunjukkan rendahnya kualitas hidup terkait dengan ketersediaan air, sampah, dan transportasi publik. Pembenahan wajib dilakukan.
”Kuncinya adalah meneliti dan menggali sedalam mungkin potensi. Masyarakat sebagai subyek utama wajib dilibatkan dari awal perencanaan hingga eksekusi program,” kata Sheppard.