Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Jurus Atasi Kemacetan Jakarta ala Hidayat-Didik

Kompas.com - 23/03/2012, 18:01 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Transportasi di Jakarta merupakan salah satu permasalahan yang harus mendapatkan perhatian lebih dari siapa pun yang menang dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta 2012. Transportasi menjadi penting karena menjadi penunjang vital aktivitas masyarakat Jakarta.

Bakal calon (balon) wakil gubernur DKI Jakarta dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Didik Junaedi Rahbini, mengatakan, ia bersama balon gubernur Hidayat Nurwahid telah merumuskan 9 langkah sistematis dalam mewujudkan transportasi yang aman, nyaman, dan terkoordinasi di Jakarta.

"Pertama masalah mass rapid transit (MRT). Di Singapura dan negara lain, MRT itu bisa membawa penumpang yang banyak. Di Jakarta bisa, misalnya dari Lebak Bulus sampai ke Thamrin, itu satu Jakarta bisa kita bikin sistem MRT yang sangat bagus," ujar Didik kepada wartawan di Apartemen Royale Park Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (23/3/2012).

Didik juga menekankan perlunya membuat jalur ganda (double track) untuk kereta api agar mampu mempersingkat waktu tempuh sebuah rute kereta api. Didik juga menyayangkan terhentinya proyek monorel. Menurutnya, jika proyek tersebut diteruskan, ruwetnya transportasi Jakarta bisa diurai. Ia juga menyoroti masalah tarif jalan tol kota, yang menurutnya, perlu diturunkan. Pasangan tersebut juga merencanakan untuk meningkatkan pajak kendaraan bermotor agar warga beralih ke transportasi massal tersebut.

"APBD DKI Jakarta itu hampir Rp 40 triliun dan bisa naik hingga Rp 80 triliun. Karena itu, potensi yang besar ini harus dimanfaatkan," lanjutnya.

Selain itu, kata Didik, perlu pula membuat MRT sistematis dengan daerah-daerah strategis, antara lain bandara, pelabuhan, serta daerah penyangga Jakarta, seperti Bogor, Tangerang, dan wilayah-wilayah lain. DKI Jakarta juga harus meningkatkan kerja sama antarlembaga pemerintah, khususnya masalah keamanan. "Polda kita ajak kerja sama. Pelayanannya harus kualitas internasional, walaupun bukan otoritas kita," lanjut Didik.

Pembatasan jumlah kendaraan bermotor juga perlu dilakukan untuk menekan terjadinya kemacetan. Hal tersebut berkaitan dengan langkah penerapan pajak tinggi bagi kendaraan bermotor dengan tujuan mengurai kemacetan. Didik juga menginginkan tarif transportasi umum yang sepantasnya. "Kita tidak bikin terlalu murah dan tidak mahal sehingga orang lebih tertarik menggunakan transportasi umum," lanjutnya.

Poin terakhir adalah meniadakan keberadaan angkutan umum kecil. Ia mengatakan, Jakarta harus memiliki rute yang terjangkau luas. Oleh sebab itu, kendaraan kecil akan diganti dengan angkutan besar, seperti bus, agar memuat lebih banyak dan tidak menimbulkan kesemerawutan. "Mereka (pengemudi) tidak kita singkirkan, mereka masuk dalam bagian juga. Teknisnya nanti mungkin bisa dijelaskan," ujar Didik.

Pria yang saat ini masih aktif mengajar di bidang ekonomi di Universitas Indonesia dan Universitas Mercubuana tersebut yakin dapat bertarung dalam pesta demokrasi lima tahunan warga Jakarta dengan mengalahkan nama-nama lain, baik dari partai politik maupun independen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com