MALANG, KOMPAS.com — Setelah insiden bentrokan dengan mahasiswa, Rabu kemarin, kini personel kepolisian yang mengamankan demo mahasiswa di depan gedung DPRD Kota Malang mengubah penampilan. Mereka melakukan pengamanan aksi unjuk rasa dengan menggunakan sepatu roda.|
Hal itu terbilang sebagai strategi sistem pengawalan dan pengamanan kepolisian Polresta Malang untuk mengamankan demo agar terhindar dari bentrok dan aksi anarkistis, yang sudah mengakibatkan 42 mahasiswa dari PMII Cabang Malang menjadi korban luka-luka.
Personel kepolisian yang menggunakan sepatu roda tersebut terlihat saat mengamankan demo dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Malang, Kamis (29/3/2012) siang, di depan gedung DPRD Kota Malang. Aksi berjalan damai karena hanya dilakukan oleh puluhan mahasiswa dari GMNI.
Personel kepolisian yang mengamankan demo tersebut asyik mengawasi demo dengan menggunakan sepatu roda. Sementara mahasiswa dari GMNI tersebut sibuk berorasi menolak kenaikan harga BBM yang akan direalisasikan pada 1 April nanti. "Selain mendapatkan tugas untuk pengaturan arus lalu lintas, pasukan sepatu roda itu juga dibekali dengan teknik untuk pengejaran dan teknik melumpuhkan orang ketika terjadi kerusuhan massa atau pengunjuk rasa anarkis," kata Kasatlantas Polresta Malang Ajun Komisaris Fahri AN Siregar saat ditemui wartawan di lokasi demonstrasi.
Menurut Fahri, personel kepolisian yang diturunkan untuk mengawasi demo, sebanyak 20 orang, semuanya bersepatu roda. "Mereka terdiri dari 5 orang polisi wanita (polwan) dan 15 polisi pria," katanya.
Namun, untuk aksi demo di DPRD pada siang ini, Fahri hanya menurunkan 6 personel pasukan bersepatu roda. "Yang lain bersiaga di lokasi lain," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.