Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Langkah Konkrit Kembangkan Pangan Lokal

Kompas.com - 04/04/2012, 21:17 WIB
Frans Sarong

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com -- Sosialisasi gerakan Sehari Tanpa Nasi layak direspons dengan apresiasi tinggi, karena diharapkan akan berdampak pada peningkatan konsumsi pangan lokal. Namun demikian, poin penting dan paling utama seiring ajakan itu adalah aksi konkrit mendorong pengembangannya di berbagai daerah hingga ketersediaannya terjaga dengan harga terjangkau.

Pandangan tersebut disampaikan secara terpisah oleh Ketua Yayasan Cinta Alam Pertanian, Maria Loretha di Adorana, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Puji Sumedi dari Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) di Jakarta, Rabu (4/4/2012). Keduanya dimintai pendapat terkait ajakan Menteri Pertanian Suswono agar masyarakat mengurangi konsumsi nasi.

Langkah itu, menurut Suswono, sebagai upaya membangun ketahanan pangan, mendorong hidup lebih sehat, sekaligus meningkatkan konsumsi pangan lokal. Suswono menyampaikan ajakannya itu dalam sosialisasi gerakan Sehari Tanpa Nasi di Depok, Jawa Barat, Selasa (3/4/2012).

Maria Loretha adalah petani pelestari sejumlah sumber pangan lokal NTT, seperti sorgum, jewawut, beras hitam dan jelai. Bersama suaminya, Jeremias Lethor, ia menekuni usahanya itu di kampungnya di Waiotan, Desa Pajinian, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur. Atas perjuangannya itu, Maria dianugerahi Kehati Award tahun 2012. Sementara Yayasan Kehati yang pendirinya antara lain Prof Dr Emil Salim, 18 tahun lalu, secara khusus mendukung dan memfasilitasi berbagai aktivitas, konservasi serta penggunaan biodiversitas di Indonesia secara berkelanjutan.

"Saya sangat setuju dengan gerakan Sehari Tanpa Nasi. Gerakan itu sepantasnya mendapat dukungan luas dari berbagai pihak di Indonesia demi ketahanan pangan sekaligus mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras," tutur Maria.

Menurut dia, persoalan serius yang bakal menghadang adalah ketersediaan pangan lokal yang langka dan sangat mahal. Sebagai contoh di NTT, jagung bose, jagung pipilan yang sudah dipisahkan dari kulit luarnya harganya antara Rp 18.000 hingga Rp 25.000 per kg, yang berarti setara 2 kg atau 3 kg beras.

Ia mengemukakan, NTT adalah daerah yang sangat potensial dengan berbagai jenis pangan lokal seperti jagung, sorgum, jewawut, jelai, umbia, putak (dari gewang sebangsa palem) bahkan juga umbi hutan, gadung. Yang diperlukan, kata dia, adalah mendorong pengembangannya dan secara terus menerus mengampanyekan manfaat dan nilai gizi lebih dalam pangan nonberas tersebut.

Puji Sumedi menjelaskan, gerakan Sehari Tanpa Nasi merupakan salah satu implementasi kebijakan pemerintah tentang Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. "Gerakan ini akan efektif jika dilakukan bersama dari tingkat nasional hingga daerah. Fokusnya adalah mengganti beras dengan pangan lokal, bukan gandum," katanya.

Ia mengemukakan, jika kemudian pemerintah serius mengembangkan gerakan tersebut, makna positifnya adalah konsumsi beras orang Indonesia akan menurun, sementara konsumsi pangan lokal meningkat. "Yang perlu mendapat perhatian serius seiring gerakan ini adalah ketersediaan sumber pangan lokal dengan harga yang setara. Jika ternyata pangan lokal sulit diperoleh dan harganya lebih mahal, maka orang cenderung akan memilih harga yang murah. Apalagi, lidah kita sudah terbiasa dengan nasi beras sejak lama," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com