Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ahok dari Bagi Kartu Nama hingga "Mug"

Kompas.com - 22/04/2012, 06:29 WIB
Riana Afifah

Penulis

"Pernah kejadian, saya temukan 10 boks dihamburkan di jalan di Belitung Timur. Jadi lawan (kompetitor), kirim orang minta kartu nama saya. Saya tahu karena orang yang mungut langsung telepon saya, kan nomor saya ada di situ," kisahnya.

"Dari situ saya belajar. Saya memang tidak bisa harapkan 100 persen orang pilih kami. tapi kalau bisa 50 persen saja kan sudah oke," lanjutnya.

Bagi-bagi mug

Ternyata selain kartu nama dan stiker, pria keturunan Tiong Hoa ini juga pernah menggunakan cara lain, yaitu membagikan mug (gelas keramik) kepada warga.

"Waktu di DPR saya ganti. Kan dapat uang reses Rp 100 juta lebih. Mau diapakan nih duit segitu, untuk makan juga nggak etika. Bagi-bagi duit dan sembako saya juga nggak suka. Saya cetakin aja mug DPR RI," tuturnya.

Mug berlogo DPR RI ini dibagikan pada orang-orang yang tinggal di kampung dan berasal dari kelas menengah ke bawah. Karena terkadang jika diberi kartu nama, seringkali kartu namanya justru hilang.

Sehingga mereka mengalami kesulitan jika sewaktu-waktu ingin menghubungi wakil rakyat. Terlebih lagi jika mereka ingin mengadukan sesuatu terkait dengan pelayanan publik atau kinerja pemerintahan.

"Kadang kalau dikasih kartu nama, taruh dompet kan bisa basah kehujanan. Nah, kadang juga kalau orang di kampung ini dikasih nomer (nomor telepon) terus dimasukkin dalam handphone, jadi kalau ganti handphone atau ganti nomer ya udah nomernya ilang. Mereka kan nggak peduli. Lupa bayar, ilang nomernya. Jadi ganti-ganti nomer. Ya sudah dibikinkan mug," tandasnya.

Berbagai cara ditempuh oleh pria kelahiran Manggar 45 tahun lalu ini agar dapat terus berkomunikasi dengan masyarakat secara langsung. Apalagi jika hal tersebut berkaitan langsung dengan masalah pemerintahan dan pelayanan publik yang dapat berimbas pada masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com