Rikwanto mengakui, kematian Arifin mendorong munculnya aksi solidaritas di kalangan oknum TNI. Beberapa hari kemudian muncul gerombolan bersepeda motor dengan pita kuning di lengan yang menebar teror. Mereka merusak beberapa tempat dan melukai sejumlah orang di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat.
Bahkan, dua anggota TNI yang ada dalam gerombolan itu ditembak seseorang dari mobil Toyota Yaris putih. Pelaku penembakan masih misterius.
Sejauh ini Polri mendapat informasi bahwa TNI sedang memeriksa empat oknum anggota yang berada dalam gerombolan bersepeda motor itu.
Namun, Rikwanto tak bersedia memberikan tanggapan ketika dikonfirmasi apakah ada anggota TNI berpangkat perwira sebagai pengoordinasi gerombolan bersepeda motor itu.
Rikwanto juga enggan menanggapi saat ditanya isu bahwa Albert, yang melihat Arifin dikeroyok, mengirim SMS ke beberapa anggota TNI AL dan AD. Pesan itulah yang kemudian menimbulkan aksi solidaritas. ”Semua kemungkinan kami dalami,” katanya.