Jakarta, Kompas -
Kali Krukut mencapai titik tertinggi 0,5 meter. Airnya melimpas ke rumah warga pada hari Senin pukul 02.00 dan 09.30.
”Saya semula berharap dua waduk yang dibangun di dekat aliran kali dapat mengurangi banjir. Namun, banjir tetap ada walaupun sudah ada waduk. Saya tidak tahu apakah waduk itu selesai atau masih akan digali lagi,” tutur Mukiyem (48), warga RT 11 RW 03, Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (7/5).
Mukiyem merasa terganggu aktivitasnya karena sejak pagi hingga siang dia tidak berbuat apa-apa. Tukang sayur yang biasanya masuk ke permukiman pada pagi hari tidak ada.
Sejak Minggu (6/5) malam, Senin dini hari, hingga tengah hari, hujan terus mengguyur kawasan Kampung Pulo. Warga yang berada di lokasi banjir menempatkan kendaraan bermotor di sekitar pos ronda yang juga dipakai sebagai posko banjir.
Akhir tahun lalu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo berencana membangun waduk seluas 1,5 hektar. Konsekuensinya, Pemerintah Provinsi DKI akan merelokasi sebagian warga setelah mendapat penggantian tanah dan bangunan yang mereka pakai.
Rencana pembangunan waduk sudah berjalan sejak awal tahun. Dua waduk yang sedang dibangun itu berada di sebelah selatan permukiman warga.
Camat Cilandak Sayid Ali mengatakan, pembangunan waduk di Kampung Pulo memang belum selesai. Selain akan diperdalam, waduk juga akan diperlebar. Sementara ini luas dua waduk itu baru mencapai 9.007 meter persegi yang berada di RT 10 RW 03 dan RT 09 RW 03.
Menurut Sayid, Kampung Pulo sulit bebas dari banjir karena kawasan ini sebenarnya berada di area sempadan Kali Krukut yang terus menyempit. Sebelumnya, lebar aliran kali hanya berkisar 3- 4 meter saja.
Saat ini lebar Kali Krukut akan dilebarkan menjadi 6-8 meter. Apabila ingin benar-benar bebas dari banjir, katanya, sebagian wilayah di Kampung Pulo harus dikosongkan dari permukiman warga.