Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawuran Belum Teratasi

Kompas.com - 17/10/2012, 05:34 WIB

Untuk kasus antara SMA Negeri 70 dan SMA Negeri 6, Hermawan menegaskan, berkas kasusnya akan dilimpahkan ke kejaksaan pada minggu depan.

SMP terlibat penganiayaan

Kemarin, tim gabungan Polres Bogor Kota dan Kepolisian Sektor Bogor Tengah juga membekuk Ga (15), siswa SMP yang diduga terlibat kasus penganiayaan hingga menyebabkan korban tewas. Polisi juga masih mengejar dua pelaku lain yang masih buron, yakni Ap dan Mu.

Menurut Kepala Polsek Bogor Tengah Ajun Komisaris Victor Gatot HS, Ga ditangkap bersama kakaknya, Pra (20-an), di rumah bibi mereka di Warung Jambu, Kota Bogor, Selasa dini hari. Di rumah Ga dan Pra di Gang Aut, Bogor Tengah, polisi menemukan dua senjata berbentuk celurit panjang serta satu gergaji besi lebar dengan panjang sekitar 1 meter. Pra diduga menyembunyikan senjata tersebut setelah digunakan melukai korban.

”Alat itu yang kami duga digunakan untuk melukai korban (Agung) di Suryakencana, Minggu dini hari lalu, hingga korban tewas karena kehabisan darah. Ada saksi kami yang juga melihat Ga ikut menyabetkan celurit, tapi ini akan kami dalami,” ujar Victor.

Penganiayaan yang menimpa Agung (17) terjadi di Jalan Suryakencana. Tiga pelaku, yakni Ga, Ap, dan Mu, bersama beberapa teman mereka sengaja melintas dengan membawa senjata tajam untuk mencari musuh mereka yang sedang duduk-duduk di tepi jalan tersebut. Saat itu, pelaku menyerang Ip. Agung mencoba menolong Ip, tetapi pahanya terkena sabetan celurit hingga mengenai pembuluh darah.

”Saya hanya lihat ada seseorang yang mengacung-acungkan celurit, tetapi enggak lihat siapa pelakunya. Tahu-tahu sudah melihat Agung berdarah-darah,” kata Yog (15), salah seorang teman Agung, saat ditemui di Polsek Bogor Tengah.

Sementara itu, Ga mengaku, ia tidak menyerang Agung secara langsung. Ia hanya bertugas membawa celurit, tetapi celurit itu akhirnya digunakan Ap untuk menyabet Agung. Menurut Ga, ia hanya diajak Ap untuk mencari musuh mereka di Jalan Suryakencana. ”Di sana biasa serang-serangan,” ujarnya.

Menurut Victor, sebagian pelaku yang terlibat sudah tidak lagi bersekolah. Agung sudah berhenti sekolah, begitu pula dengan Ap. Pelaku dan korban sudah kerap terlibat perkelahian sejak mereka masih bersekolah. Dendam itu masih terus berlanjut kendati sudah tidak lagi bersekolah.

”Kami masih dalami apakah kasus ini murni penganiayaan atau memang sudah direncanakan untuk membunuh korban,” katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com