Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wagub DKI Usulkan Pengelolaan MRT dan Monorel Disatukan

Kompas.com - 21/10/2012, 03:42 WIB

Jakarta, Kompas - Eksekutif kembali melontarkan gagasan baru mengenai penataan transportasi di Ibu Kota. Pengelolaan monorel dan MRT diusulkan menjadi satu manajemen. Rencana ini disampaikan untuk mempermudah penanganan pembangunan transportasi massal yang sama-sama berbasis rel. Untuk merealisasikan gagasan ini, eksekutif menjadwalkan pertemuan dengan pihak MRT.

Pembicaraan rencana penggabungan mass rapid transit (MRT) dan monorel itu akan melibatkan pemerhati transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI). ”Saya dan Gubernur DKI perlu mendengarkan pertemuan antara MRT dan MTI. Kedua pihak bisa saling adu argumen,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di Jakarta, Sabtu (20/10).

Menurut Basuki, gagasan itu perlu dikaji karena secara bisnis akan memberikan nilai manfaat lebih besar jika digabung menjadi satu. ”Jika bisnis transportasi berbasis rel digabung, apalagi kalau mau go public, nilainya jadi makin besar. Gagasan ini termasuk menggabungkan tiket MRT dan monorel dalam satu tiket. Sekali lagi, gagasan ini perlu dikaji lagi,” kata Basuki.

Beragam respons

Menanggapi rencana tersebut, Direktur Utama PT Adhi Karya Kiswodarmawan mengatakan, proyek MRT dan monorel memiliki pola pengelolaan yang berbeda. MRT dikerjakan dengan sistem kerja sama antarnegara (G to G), sedangkan monorel kerja sama antara BUMN dan BUMD, serta investasinya berbasis B to B.

Menurut Kiswodarmawan, aturan pendanaan kedua proyek ini juga berbeda sehingga sulit untuk disatukan. ”Sebaiknya dipisahkan sendiri-sendiri. Pengelolaan kedua proyek ini menyangkut profesionalitas dan tanggung jawab masalah finansial,” katanya.

Sementara pihak MRT belum memberikan pernyataan terkait dengan rencana penggabungan pengelolaan itu. Kompas tidak dapat menghubungi Direktur Utama PT MRT Jakarta Tribudi Rahardjo melalui telepon selulernya.

Ketua MTI DKI Jakarta Tri Tjahjono merespons positif rencana penggabungan pengelolaan tersebut. Menurut dia, penggabungan pengelolaan sebaiknya juga dilakukan pada moda transportasi massal lain, seperti bus transjakarta dan kereta rel listrik.

”Demi pelayanan yang lebih baik, gagasan itu positif. Konsumen akan semakin terjamin pelayanannya, tinggal kemauan pemerintah saja. Jika terwujud, konsumen tidak kesulitan berpindah moda transportasi. Hanya saja, sistem tarif harus diperbarui,” kata Tri.

Terobosan kreatif

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com